Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salatiga Zona Merah, Kadinkes Merasa Bersalah dan Minta Maaf

Kompas.com - 06/05/2021, 07:43 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga Siti Zuraida merasa bersalah dan memohon maaf atas kondisi Kota Salatiga yang pekan terakhir ini terpuruk ke zona merah penyebaran Covid-19

Siti mengaku kecewa karena Salatiga pernah berada di titik terbaik secara nasional melalui tingkat pengendalian penyebaran Covid-19.

"Indikatornya di antaranya angka kesembuhan terbaik, kasus aktif terkecil, dan kematian paling sedikit. Tetapi rupanya hal tersebut menjadikan masyarakat lengah, sehingga yang sudah dilakukan sebelumnya tersebut tidak dapat dipertahankan," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (6/8/2021).

Baca juga: Kata Ganjar soal Semarang dan Salatiga Jadi Zona Merah Covid-19

Namun, kata Siti, kondisi yang ada saat ini tidak untuk disesali. Dia pun meminta agar semua pihak kembali bersatu untuk penanggulangan Covid-19.

“Kemarin, selama satu minggu, kasusnya hanya 50 orang terkonfirmasi Covid-19. Sekarang, sehari saja sudah 50 orang yang aktif. Atas nama Kota Salatiga saya mohon dengan sangat, mari kita bekerja sama," paparnya.

Siti menegaskan masyarakat yang melakukan isolasi mandiri tidak boleh pergi keluar rumah.

"Jika ada OTG yang terinfeksi positif namun memiliki imunitas yang kuat maka hanya dibutuhkan waktu 5 hari, maksimal 7 hari isolasi, maka dipastikan jika orang tersebut telah negatif Covid-19," ungkapnya.

Sementara Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengungkapkan masyarakat menilai seolah Covid-19 telah usai, sehingga lengah menerapkan protokol kesehatan.

"Ini mobilitas masyarakat juga bertambah. Jelang dan setelah Lebaran, petugas Satpol PP akan menambah intensitas pemantauan. Ini bukan untuk menakuti, tapi meningkatkan sosialisasi pencegahan Covid-19," ungkapnya.

Menurut Yuliyanto, status zona merah menunjukkan ada peningkatan kasus Covid-19.

“Kalau memang seluruh wilayah di Salatiga merah, ya sampaikan merah. Jika hijau, sampaikan saja hijau tidak usah ditutup-tutupi. Ini bukan bentuk kepanikan, tetapi bentuk transparansi supaya masyarakat tahu. Nek aku ora nggugu, nek aku mbregudul, nyatane yo dho ketularan (kalau aku tidak patuh, kalau aku ngotot, nyatanya ketularan),” jelas Yuliyanto.

Baca juga: Pusat Perbelanjaan Mulai Ramai, Wali Kota Salatiga: Kita Tak Mungkin Hentikan Aktivitas Ekonomi

Untuk itu, Yuliyanto menegaskan akan menggerakkan OPD yang ada di Kota Salatiga untuk saling mengawasi dan bersama-sama menjalankan kebijakan.

"Pemerintah tidak perlu panik, melainkan harus segera memberikan solusi, siap siaga atas setiap kejadian di masyarakat. Mengenai kebijakan larangan mudik, larangan pasar pagi JLS, pedagang mremo dan kolam renang Kalitaman beraktivitas selama tujuh hari menjelang Lebaran hingga tujuh hari setelah Lebaran, agar segera dibuatkan surat edaran. Dengan demikian, OPD terkait dapat segara memahami posisi dan tupoksinya masing-masing, dan masyarakat juga bisa saling mengingatkan," terang Yuliyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com