Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenang Anaknya yang Tewas Akibat Sate Beracun, Bandiman: Cita-citanya Pemadam Kebakaran

Kompas.com - 02/05/2021, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Bandiman seakan masih tak percaya anaknya yang berusia 10 tahun, Naba Faiz Prasetya harus lebih dahulu menghadap Sang Khalik.

Hanya dalam hitungan detik, kebahagiaan berbuka puasa pada Minggu (24/4/2021) itu seketika berubah menjadi duka.

Naba langsung tersungkur setelah menelan separuh sendok lontong dengan bumbu sate dari sosok misterius yang ternyata mengandung racun.

Baca juga: Anaknya Tewas Santap Sate Kiriman Perempuan Misterius, Bandiman: Jadi Pelajaran Rekan Ojol

Ingin jadi pemadam kebakaran

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Bandiman bercerita bahwa anaknya memiliki cita-cita menjadi pemadam kebakaran.

"Cita-citanya kalau ditanya jawabnya pemadam," kenang Bandiman kepada anak keduanya itu, saat ditemui di rumahnya, Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (30/4/2021).

Menurutnya, Naba adalah anak yang ceria seperti anak-anak lainnya.

Kini dia duduk di bangku kelas IV SD Karangkajen.

Kemampuan akademiknya tergolong baik karena pernah meraih rangking kedua di kelas.

Meninggalnya Naba masih menyisakan pukulan berat baginya.

Bandiman pun masih harus menata hati hingga bisa kembali bekerja dan menjalani kehidupan seperti biasa.

"Saya belum mood kerja, istilahnya masih dalam suasana duka. Mungkin satu atau dua hari ke depan bekerja lagi," kata dia.

Baca juga: Lurah Diduga Lakukan Pungli Zakat Belasan Juta, Gibran Minta Maaf: Jika Terbukti Salah Saya Copot

 

Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang. Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang.
Jadi pelajaran buat untuk driver ojol lain

Bandiman mengakui ada kesalahan yang dia buat, namun bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak.

Pada hari yang naas itu, Bandiman menerima pesanan pengiriman barang namun secara offline yang sebetulnya dilarang oleh perusahaan tempatnya bekerja sebagai ojek online

Namun dia tak enak hati menolak permintaan tersebut, apalagi saat itu sedang sepi orderan.

Belum lagi selama pandemi penghasilannya menurun drastis dari Rp 300.000 menjadi Rp 100.000.

"Sebenarnya nggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati. Ya saya enggak munafik juga butuh duit," kata mantan pegawai tambang itu.

Bahkan pemesan misterius itu memberikan Rp 30.000 sebagai ongkos, lebih banyak dari biaya yang dia patok, yakni Rp 25.000.

Baca juga: Iwa Sering Berkata ke Ibu, Kalau Kapal Selam di Indonesia Sudah Berusia Tua

Sosok wanita kirimkan paket takjil sate beracun

Ilustrasi sate ayam madura siram bumbu kacang, irisan bawang merah, dan jeruk nipis. SHUTTERSTOCK/OEN MICHAEL Ilustrasi sate ayam madura siram bumbu kacang, irisan bawang merah, dan jeruk nipis.
Bandiman tak terlalu ingat ciri- ciri dari wanita yang memintanya mengirimkan takjil itu, namun beberapa yang dapat dia sebutkan ialah berjilbab, tinggi sekitar 160 cm dan berkulit putih.

Perempuan itu mengirimkan paket kepada Tomi yang tinggal di Kasihan, Bantul.

Namun Tomi enggan menerima paket karena merasa tidak memesannya.

Makanan itu dia bawa pulang dan berujung pada kematian anak keduanya, Naba.

"Ini jadi pelajaran bagi rekan ojol kalau menerima orderan fiktif diteliti lebih lanjut. Supaya tidak menimpa rekan ojol yang lain," kata dia.

Dia pun menyerahkan kasus kepada seorang pengacara yang juga suami dari guru sekolah Naba.

"Ya harapan keluarga semoga kasus ini diselesaikan tuntas jangan sampai berhenti di tengah jalan," kata Bandiman

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi mengimbau agar masyarakat, terutama pengemudi ojek untuk berhati-hati saat menerima paket yang tidak jelas.

Polisi saat ini masih melakukan pencarian terhadap wanita yang mengirimkan takjil maut itu.

Berdasarkan hasil laboratorium, takjil ternyata mengandung racun jenis C yang dapat dengan mudah didapatkan oleh masyarakat.

(KOMPAS.com/Markus Yuwono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com