Dia mendukung penuh kegiatan yang dilaksanakan oleh tim BPCB Jawa Timur.
Terlebih, eksplorasi ini untuk membuktikan kebenaran sejarah yang terjadi di masa lampau.
"Kami akan mendorong dan mendukung penuh, supaya eksplorasi kapal Van der Wijck ini bisa menjadi sukses serta menjadi sumber informasi masyarakat dan generasi ke depan," tutur Yuhronur.
Yuhronur memiliki cita-cita, seandainya eksplorasi kapal ini berjalan sesuai rencana, Pemkab Lamongan akan menjadikannya sebagai destinasi wisata bawah air untuk media pembelajaran sejarah.
Seperti diketahui, kisah tenggelamnya kapal Van der Wijck sempat ditulis dalam sebuah novel karya Buya Hamka dan diangkat ke layar lebar pada 2013.
Ada yang menyebut, kapal ini tenggelam pada 20 Oktober 1936 saat berlayar 12 mil dari lepas Pantai Brondong.
Untuk memperingati peristiwa itu, dibangun monumen yang saat ini berada di halaman Kantor Perum Prasana Perikanan Samudra Cabang Brondong di belakang gapura menuju Pelabuhan dan Tempat PeIelangan Ikan (TPI) Brondong.
Monumen ini dibangun oleh pihak Belanda untuk mengenang kisah tenggelamnya kapal Van der Wijck.
Serta ucapan terima kasih dari pihak Belanda kepada masyarakat di sekitar Perairan Brondong waktu itu, yang pada saat musibah terjadi memberikan bantuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.