Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Siswa di Lamongan Raih Juara Buat Miniatur Kapal Van Der Wijck

Kompas.com - 25/10/2019, 17:58 WIB
Hamzah Arfah,
Khairina

Tim Redaksi

 

LAMONGAN, KOMPAS.com - Kecintaan akan sejarah membuat dua pelajar dari SMA Negeri 1 Sekaran, Ahmad Dicky Muhaimin dan Rifky Hamdan Fatoni, membuat miniatur kapal Van der Wijck.

Bukan tanpa alasan, kedua siswa ini membuat miniatur tersebut karena meyakini kapal Van der Wijck tenggelam di perairan Brondong, yang saat ini masuk dalam wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Mereka coba menggambarkan, kapal Van der Wijck karam di perairan Brondong pada 20 Oktober 1936 silam.

Baca juga: Wisata Keluarga di Semarang, Ada Miniatur Menara Eiffel hingga Sphinx

Bahkan miniatur ini sempat menyabet peringkat kedua dalam ajang bussiness creative tingkat nasional yang berlangsung di Universitas Negeri Surabaya, beberapa waktu lalu.

"Ide ini muncul, karena kami ingin menggali sejarah yang ada di Lamongan. Satu sejarah dan peristiwa penting adalah, tenggelamnya kapal Van der Wijck. Bahkan saat ini, monumen kapal Van der Wijck masih berdiri tegak di Kecamatan Brondong, Lamongan," ujar Ahmad Dicky Muhaimin, Jumat (25/10/2019).

Dia merasa prihatin, lantaran melihat sudah banyak pihak yang mulai lupa dengan sejarah tersebut, terutama kaum muda.

Padahal, dari sejarah yang diketahui oleh Dicky, pemerintah Hindia Belanda mendirikan monumen kapal Van der Wijck di Kecamatan Brondong, sebagai bentuk terima kasih warga setempat yang telah membantu proses evakuasi saat kapal tenggelam waktu itu.

"Kami ingin menjadikan miniatur kapal Van der Wijck ini sebagai cenderamata khas Lamongan," ucap dia.

Baca juga: Ingin Dapat Miniatur Lamborghini dari Pertamina? Begini Caranya

Untuk pembuatan miniatur kapal Van der Wijck, Dicky menuturkan, cukup mudah dengan bahan memanfaatkan benda-benda yang banyak tersedia di sekitar lingkungan, seperti bambu dan limbah mebel.

"Limbah mebel yang kami pakai, potongan kayu kecil-kecil yang biasanya tidak terpakai dan dibuang oleh pengrajin mebel. Bersama bambu, kemudian kami rangkai menjadi sebuah miniatur," kata dia.

Sebagai proses akhir (finishing), Dicky dan Rifky menambahkan cat untuk mempercantik bentuk model miniatur kapal.

Terlebih, Dicky mengaku cukup mudah mendapatkan bambu yang banyak tumbuh di sekitar tempat tinggalnya.

"Lumayan sekarang sudah mulai banyak teman maupun para tetangga yang tertarik dan ingin membeli miniatur kapal Van der Wijck buatan kami, sehingga bisa menjadi cinderamata khas Lamongan sekaligus mengenalkan sejarah," kata pelajar kelas XII ini.

Peristiwa tenggelamnya kapal van der wijck yang dinamai sama seperti Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, terjadi pada 20 Oktober 1936. Kapal berlayar dari Surabaya hendak menuju Semarang, namun dalam perjalanan, kapal mengalami musibah dan tenggelam di perairan Brondong.

Warga setempat waktu itu coba membantu proses evakuasi, dan sebagai tanda terima kasih pemerintah Hindia Belanda membangun monumen kapal van der wijck, yang saat ini masih berdiri di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong, Lamongan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com