Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Bilang ke Polisi kalau Bicara Jangan Kasar Sama Warga, tapi Saya Langsung Ditangkap"

Kompas.com - 25/04/2021, 18:15 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Slamet (37), warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengalami luka memar dan masih merasakan sakit di bagian leher akibat terkena pukulan aparat kepolisian.

Sebab, ia dan beberapa warga saat mengikuti aksi penolakan penambangan batu andesit pada Jumat (23/4/2021) kemarin turut diamankan polisi. Alasannya karena dianggap sebagai provokator kerusuhan.

Padahal, tuduhan tersebut semuanya tidak benar. Kala itu, ia hanya meminta polisi untuk tidak berbicara kasar dengan warga.

Baca juga: Cerita Warga Penolak Bendungan di Purworejo Saat Bentrok dengan Aparat

Sebab, dialog hanya bisa dilakukan ketika sama-sama dapat berpikir jernih dan tidak saling emosi. Tapi upayanya untuk mendinginkan suasana saat itu justru ditanggapi berbeda oleh aparat keamanan.

Tak banyak basa-basi, ia langsung ditangkap dan dilempar ke dalam mobil. Ketika itu ia hanya bisa pasrah saat pukulan dan tendangan mendarat di tubuhnya tanpa ampun.

"Saya bilang ke polisi kalau bicara jangan kasar-kasar sama warga. Tapi ada yang bilang 'tangkap'. Kemudian saya ditangkap dan dilempar ke mobil," kata Slamet, dihubungi Sabtu (24/5/2021) malam.

Alasan warga menolak penambangan

Diceritakan Slamet, warga di sekitar lokasi memang sepakat menolak penambangan batu andesit yang akan digunakan untuk pembangunan Bendungan Bener itu.

Pasalnya, penambangan itu dinilai dapat merusak lingkungan dan mematikan mata pencarian warga.

Dalam melakukan aksi unjuk rasa itu, kebanyakan diikuti oleh para ibu-ibu "Wadon Wadas". Saat itu mereka memblokade jalan masuk desa dengan cara hanya duduk dan membaca sholawat.

Tapi beberapa saat kemudian justru aparat berlaku represif dengan dalih menjaga ketertiban keamanan.

"Saat itu, polisi memaksa masuk mendorong para ibu yang ada di depan. Mereka (polisi) yang mulai duluan menembakkan gas air mata," kata Slamet.

Baca juga: Ganjar Sayangkan Warga Bentrok dengan Polisi di Purworejo: Sosialisasi Dulu biar Saling Paham

Saat dilakukan interogasi di kantor polisi itu, warga mendapatkan pendampingan hukum dari LBH Yogyakarta. Warga tetap bersikukuh menolak rencana pembangunan proyek tersebut demi kelestarian lingkungan.

Tanggapan polisi

Kapolres Purworejo AKBP Rizal Marito saat dikonfirmasi berdalih upaya yang dilakukan sudah sesuai prosedur dan proporsional.

Aparat yang dikerahkan di lokasi kejadian saat itu terpaksa mengambil tindakan tegas karena massa aksi dianggap sudah mulai beringas.

Sebab, mereka melakukan pelemparan batu dan pemukulan dengan tangan kosong serta kayu terhadap petugas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com