Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Lokasi Pencarian KRI Nanggala-402, di Manakah Celukan Bawang?

Kompas.com - 24/04/2021, 09:39 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kapal Selam Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4/20121) masih belum ditemukan.

Disebutkan kapal selam tersebut hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali

Padahal cadangan oksigen di kapal selam buatan Jerman itu hanya bertahan 72 jam hingga Sabtu (24/4/2021) jam 03.00 WIB.

Pada Jumat (23/4/2021), Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad mengatakan akan mengonsentrasikan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 pada sembilan titik di perairan Celukan Bawang, Bali.

Baca juga: Viral, Video Lettu Imam Adi, Awak KRI Nanggala-402 Dikunci Anaknya di Kamar, Tak Boleh Pergi Bertugas

Lalu di manakah lokasi Celukan Bawang?

Celukan Bawang adalah desa pesisir di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Di masa lalu, Celukan Bawang adalah kawasan hutan yang berada di pesisir pantai.

Lalu datanglah pelaut yang berasal dari Bugis dan berlabuh di desa tersebut. Mereka kemudian menetap dan menjadi nelayan. Mereka juga membuka hutan hingga menjadi kawasan pemukiman yang dikenal dengan nama Celukan Bawang.

Desa tersebut diberi nama Celukan Bawang karena terdapat teluk (celuk) yang menyerupai bentuk bawang.

Baca juga: #PrayForNanggala402 Trending di Twitter, Warganet Doakan KRI Nanggala-402 Segera Ditemukan

Di kawasan tersebut terdapat Pelabuhan Celukan Bawang.

Pada tahun 2017, pelabuhan tersebut diperbaharui agar bisa disandari kapal pesiar berukuran besar.

Terdapat kolam dermaga mencapai 11 meter dan dilengkapi terminal yang bisa menampung 2.500 penumpang.

Pelabuhan Celukan Bawang memiliki kedalaman alami sehingga tidak perlu dilakukan pengerukan saat pembangunan kolam dermaga.

Baca juga: Setelah 72 Jam Hilang, KRI Nanggala Belum Ditemukan, Cadangan Oksigen Hanya Bertahan 3 Hari

Lalu seperti apa kondisi perairan utara Pulau Bali?

Basarnas Bali turut terlibat dalam operasi pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).Dok. Basarnas Bali Basarnas Bali turut terlibat dalam operasi pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).
Dikutip dari TribunBali.com, Kelompok Ahli Kelautan dan Perikanan Gubernur Bali, I Ketut Sudiarta mengungkapkan, bahwa perairan utara Bali memiliki kondisi laut yang dalam dan arus yang relatif kuat.

Ia mengatakan lokasi tersebut memang sudah ditetapkan menjadi tempat latihan perang khususnya kapal selam.

“Memang perairan utara Bali diperuntukkan untuk latihan perang khususnya kapal selam karena laut Bali sampai ke Flores lautnya dalam atau disebut cekungan Bali Flores jadi sangat baik untuk tempat latihan perang termasuk kapal selam, bagian Palung Bali Flores itu menyambung."

"Perairannya sangat curam dan dalam berbeda dengan laut Jawa, kedalamannya bisa mencapai 700-3.000 meter perairannya semakin ke timur semakin dalam. Jika posisi 95 km utara pulau Bali atau utara Gerokgak kedalaman berkisar 400 hingga 700 meter,” kata Sudiarta saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh Tribun Bali, Kamis (22/4/2021).

Baca juga: Mantan Komandan Jelaskan Sistem Keamanan dan Prosedur Menyelam KRI Nanggala-402

Bagaimana kondisi kekuatan arus?

Foto dirilis Jumat (23/10/2020), memperlihatkan Taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 memploting peta saat berlayar melewati Selat Bali. Taruna calon pengawal samudera itu sejatinya akan digembleng menjadi pelaut handal dengan mengarungi lautan Nusantara yang tidak sepi dari ombak dan badai, dalam pelayaran selama 98 hari, menempuh jarak 9.910 mil laut.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Foto dirilis Jumat (23/10/2020), memperlihatkan Taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 memploting peta saat berlayar melewati Selat Bali. Taruna calon pengawal samudera itu sejatinya akan digembleng menjadi pelaut handal dengan mengarungi lautan Nusantara yang tidak sepi dari ombak dan badai, dalam pelayaran selama 98 hari, menempuh jarak 9.910 mil laut.
Sudiarta menjelaskan, bahwa secara umum arus di laut utara Bali relatif kuat karena mendapatkan pengaruh arus global bernama Arlindo atau arus laut kepulauan Indonesia.

Massa air dari pasifik masuk ke selat Makassar kemudian nanti mengalir ke Samudera Pasifik melalui selat Lombok, sebagian dari arus digerakkan ke barat dan ke timur.

“Jadi memang daerah utara Bali Lombok itu terkenal dengan arus kuat sampai ke Celukan Bawang karena pengaruh arus global,” ujarnya.

Sudiarta menambahkan, berkaitan dengan kedalaman dan arus, lokasi tersebut dinilai sudah memenuhi unsur dari segi keamanan laut untuk latihan perang.

Baca juga: Asal-usul Nanggala, Pusaka Milik Tokoh Wayang Baladewa yang Dijadikan Nama Kapal Selam Indonesia

Dari Pulau Menjangan sampai utara Kubutambahan sudah layak ditetapkan sebagai latihan uji coba kapal selam.

Ia mensinyalir bahwa hilang kontak KRI Nanggala-402 bisa berkaitan dengan teknologi atau kendali kapal.

Hal senada juga disampaikan oleh Ahli Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Bali, Prof. Dr. I Wayan Arthana.

Baca juga: 5 Personel Militer Singapura Sudah Merapat ke KRI dr Suharso Bantu Cari Kapal Selam Nanggala

Ilustrasi Bali - Umat Hindu Bali yang sedang berada di area pura di Kabupaten Buleleng, Bali.SHUTTERSTOCK / Judith Lienert Ilustrasi Bali - Umat Hindu Bali yang sedang berada di area pura di Kabupaten Buleleng, Bali.
Ia mengatakan kondisi perairan utara Bali sampai dengan Selat Lombok memiliki kondisi laut yang dalam dan arus kuat karena menjadi alur laut aliran air dari Samudra Pasifik ke Samudra Indonesia.

Hal tersebut menyebabkan arus di lokasi itu sangat deras.

“Arus di selat Lombok kita banyak dipelajari dunia baik Amerika maupun Eropa terkait dengan fenomena iklim, dari dulu juga ada isu kondisinya cocok untuk kapal asing sembunyi di kedalaman sangat dalam mencapai 2-3 km karena teknologi dulu belum bisa mendeteksi kapal sedalam itu,” ujarnya.

Baca juga: TNI Fokus Cari KRI Nanggala di Lokasi Tumpahan Minyak dan Titik Magnetik

Ia menjelaskan, kondisi laut Jawa dengan perairan Bali berbeda karena di laut Jawa banyak suplay lumpur selama bertahun-tahun dari sungai yang bermuara ke laut Jawa, sehingga lautnya lebih landai.

Berbeda dengan perairan utara Bali yang relatif tidak ada sungai yang bermuara ke utara.

Prof Arthana menduga hilang kontaknya Nanggala-402 karena terkait masalah teknologi atau hilang kendali.

“Dugaan teknologi atau masalah kendali, kapal selamnya ada masalah dalam hal kendali sampai ke kedalaman tertentu. Kemungkinan lain kalau masih pakai teknologi lama kemungkinan teknologi belum match dengan posisi kedalaman kapal,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com