Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Mudik Diubah, Bupati Wonogiri: Kami Fokus Cegah Penularan

Kompas.com - 22/04/2021, 23:49 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com-Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, Pemkab Wonogiri lebih memilih fokus mencegah penularan dari klaster pemudik ketimbang terjebak dalam perdebatan pelarangan mudik menjelang lebaran.

“Siapa yang akan dipersalahkan. Daripada energi kita habis ke ranah (larangan mudik) itu mending kita fokus untuk mencegah penularan dengan menyiapkan fasilitas kesehatan, SDM dan pengoptimalan monitoring warga yang mudik dengan melibatkan kades, RT, RW dan tokoh masyarakat,” ujar Joko Sutopo yang akrab disapa Jekek, Kamis (22/4/2021).

Satgas Penanganan Covid-19 Nasional pusat mengeluarkan Adendum Surat Edaran (SE) No. 13/2021 yang berisi pelarangan mudik dipercepat. Jika sebelumnya pelarangan mudik dimulai 6 Mei 2021 hingga 17 Mei 2021 berubah menjadi mulai 22 April 2021 hingga 24 Mei 2021.

Baca juga: Akses Keluar Masuk Gorontalo Akan Ditutup Mulai 6 Mei

Kebijakan itu merespon peningkatan arus pergerakan penduduk yang berpotensi meningkatkan penularan kasus Covid-19 antar daerah sebelum larangan mudik berlaku.

Jekek menyatakan dirinya tidak akan memperdebatkan terkait perubahan larangan mudik yang diperpanjang mulai hari ini hingga 24 Mei 2021.

Pasalnya, sejak awal ia sudah memprediksikan saat kebijakan larangan mudik diberlakukan belum ada ikutan aturan lainnya semisal selama bulan puasa transportasi bus tidak boleh beroperasi. Lantaran tidak ada kebijakan ikutan akhirnya banyak fasilitas transportasi yang digunakan perantau untuk mudik awal sebelum mudik dilarang pemerintah.

Terhadap kebijakan itu, Pemkab Wonogiri lebih memilih mempersiapkan diri untuk merespon kondisi apapun yang terjadi pasca-penetapan aturan larangan mudik yang diajukan waktunya dari 6 Mei menjadi 22 April 2021.

Pasalnya, meski ada pengklasteran dan penyekatan di ruas jalan, faktanya masih tetap ada pemudik yang lolos dan pulang ke kampung halaman.

“Penyekatan sudah yang dilakukan di banyak daerah namun kenyataannya masih ada warga yang masuk ke Wonogiri. Lalu siapa yang mau disalahkan. Daripada energi kami habis memikirkan ranah itu kami memilih fokus menekan angka penularan Covid-19,” demikian Jekek.

Baca juga: Pemerintah Pusat Larang Mudik, Tiap Hari 2.000 Warga Mudik Awal ke Wonogiri

Ia menambahkan sebelum larangan mudik berlaku, jumlah pemudik yang tiba di Wonogiri dalam setu pekan terakhir naik drastis.

Laporan data yang masuk dari pemerintah desa menyebutkan dalam satu hari pemudik yang pulang ke kampung halaman mencapai 2.000 hingga 3.000 orang.

Rata-rata perantau yang mudik menggunakan moda transportasi bus hingga kendaraan pribadi.

Bagi perantau yang sudah mudik, Jekek meminta segera memeriksakan diri di fasilitas kesehatan terdekat.

Pemeriksaan untuk memastikan perantau yang pulang benar-benar tidak terpapar covid-19. Ia pun menjamin pemeriksaan di faskes terdekat gratis alias tidak dipungut biaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com