Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2021, 16:10 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menjelaskan, pihaknya sedang menciptakan kain-kain yang aman dari virus sebagai upaya beradaptasi melalui inovasi.

“Sebab, kain antivirus dibutuhkan untuk menahan disrupsi masa depan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (19/4/2021).

Pernyataan tersebut Ridwan Kamil atau Kang Emil sampaikan saat menyerahkan Sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk Ateja Mask di PT Ateja Tritunggal, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin.

Adapun masker yang menerima sertifikat SNI bernomor seri 8914:2020 itu terbuat dari kain tenun dan kain rajut dengan berbagai jenis serat. Masker tersebut memiliki efisiensi filtrasi partikular yang dapat membunuh virus dalam 30 menit.

Baca juga: Bagaimana Vaksin Membunuh Virus?

Menurut Kang Emil, inovasi sangat penting dalam mendorong industri secara intens di tengah pandemi Covid-19.

Dengan inovasi, ia berharap, industri dapat tumbuh dan berkembang kendati dalam situasi pandemi.

Kang Emil mengaku, Pemerintah Provinsi (Pemprov)  Jabar juga akan mendorong industri untuk berinovasi. Hal itu, bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat dan mendongkrak ekonomi kerakyatan.

“Tolong ceritakan ke kami (Pemprov Jabar) inovasi anti penyakit yang ujung-ujungnya untuk ekonomi kerakyatan, agar harga yang dijual tidak mahal,” ucap Kang Emil.

Dalam kesempatan tersebut, Kang Emil turut berpesan kepada PT Ateja Tritunggal agar membuat masker dengan desain yang beragam dan sesuai kebutuhan pasar.

Baca juga: Studi Baru Ungkap Masker Dobel Lebih Efektif Cegah Covid-19

“Saya ini desainer. Saya menolong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan mendesain helm, masker dan lain-lain. Jadi, kalau boleh (maskernya) setengah kosong dan setengahnya batik mega mendung. Jadi, nanti ada desain saya di Ateja,” katanya.

Dengan begitu, lanjut Kang Emil, masker tidak hanya bagus secara teknologi, akan tetapi juga tampilannya. Ini karena masker harus serasi dengan warna pakaian sehari-hari orang yang dipakai.

Pada kesempatan yang sama, Senior Director PT Ateja Tritunggal Benny Judihardjo mengatakan, produknya secara filtrasi memiliki lapisan antivirus di bagian paling depan.

“Memang secara filtrasi ada lapisan antivirus di depan. Masker medis pun tidak memiliki keunggulan tersebut, dalam 30 menit virus akan hancur. Melalui filtrasi di depan, ada 3 lapis masker sehingga droplet tidak bisa masuk,” ucapnya.

Baca juga: Zona Merah Covid-19 Muncul Lagi di Salatiga, Diduga akibat Warga Mulai Tak Kenakan Masker

Benny menjelaskan, masker kain yang sudah diproduksi sejak Maret 2020 ini telah diekspor ke delapan negara di tiga benua. 

Ia mengaku, para pengimpor tersebut telah menerima masker dengan respon cukup baik.

Tak hanya itu, lanjut Benny, PT Ateja turut berperan aktif mengurangi sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

“Mari terus mengingatkan Bangga Buatan Indonesia, sehingga kita semua dapat semakin maju,” imbuhnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com