Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Porang Bikin Petani Madiun Untung Ratusan Juta, Beli Mobil dan Tanah (Bagian 2)

Kompas.com - 15/04/2021, 12:00 WIB
Muhlis Al Alawi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Banyaknya anak-anak muda tertarik menanam porang lantaran proses bertanamnya yang mudah.

Tak hanya itu, porang yang tahan dengan segala cuaca menjadikan banyak petani di lereng Gunung Wilis di Kabupaten Madiun ramai-ramai menanam porang.

“Bertanam porang itu sifatnya alami saja. Bahkan, bila umbi porang itu tidak ditanam dan ditaruh dilantai saja di bisa tumbuh,” kata Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Podang Wilis Desa Durenan, Aguswanto kepada Kompas.com, Rabu (14/4/2021).

Aguswanto memiliki ratusan petani porang yang berinduk di organisasinya. Sebagian besar petani yang tergabung LMDH merupakan anak-anak muda produktif.

Menurut Agus, sebelum menanam petani harus memilih bibit porang berupa katak dan umbi. Bila menanam porang dengan bibit umbi maka petani bisa memanen enam hingga tujuh bulan kemudian.

Baca juga: Cara Agustinus Menanam Porang, Pernah Belajar ke Jepang, hingga Dapat Rp 50 Juta dari Panen

Namun, porang yang ditanam dari bibit katak biasanya membutuhkan waktu lebih lama. Masa panen porang dengan bibit katak biasanya sekitar 18-24 bulan sejak masa tanam.

Untuk maksimal hasilnya, disarankan menanam porang di dataran tinggi. Namun, saat ini banyak tanaman porang ditanam di lahan pertanian biasa.

“Tanam porang sebenarnya yang bagus di dataran tinggi lebih maksimal. Sifatnya porang alami tidak bisa proses tumbuh dengan sendiri. Cuma sekarang sudah ditanam dibudiaya ditanam di lahan petani,” kata Agus.

Agus mengatakan tanaman porang dikenal sebagai tanaman yang tangguh terhadap cuaca apapun. Saat mulai ditanam, porang pun tidak membutuhkan siraman air.

“Hanya ditanam saja langsung tumbuh. Pemupukannnya pun gampang. Tidak membutuhkan pupuk kimia, hanya pupuk kandang saja. Kalau dikasih pupuk kimia nanti kualitas panennya jelek,” ujar Agus.

Untuk penyakit yang sering menyerang porang biasanya hanya jamur. Penyakit itu menyerang tanaman porang karena lahan yang dipakai sebelumnya banyak menggunakan pestesida dan pupuk kimia.

Jamur yang menyerang porang mengakibatkan umbi dan batang tanaman membusuk. Namun, saat ini petani sudah bisa mengatasinya dengan memberikan cairan fungisida.

Awal menanam porang, biasanya petani muda asuhannya membeli satu kwintal bibit umbi porang dari tetangganya yang terlebih dahulu membudidayakan tanaman tersebut.

Dari satu kwintal bibit porang yang ditanam akhirnya berkembang terus hingga menghasilkan banyak katak.

“Rata-rata pemuda di sini bermodalkan tabungan hasil pendapatan merantau dibelikan bibit porang 1 hingga dua kwintal lalu ditanam. Satu kwintal bibit umbi porang harganya berkisar Rp 2,5 juta,” kata Agus.

Biasanya, petani mulai menanam umbi sekitar awal November dan akan memanen enam bulan kemudian yakni bulan Mei.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com