Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Terdampak Pembangunan Sirkuit Mandalika, Angkat Kaki dari Tanah Kelahiran Saat Puasa

Kompas.com - 15/04/2021, 05:02 WIB
Fitri Rachmawati,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Tak hanya Damar, satu per satu warga Dusun Ebunut angkat kaki dari tanah mereka. Ada warga yang tanahnya masih bersengketa, ada juga yang mendapatkan ganti rugi senilai Rp 10 juga hingga Rp 20 juta karena tak memiliki dokumen.

Mobil bak terbuka silih berganti memasuki Kampung Ebunut yang berada di tengah kawasan Sirkuit MotoGP. Mobil itu mengangkut barang milik warga seperti perabotan rumah tangga ke kampung lain.

Warga lainnya, Mawar mengaku belum memiliki tempat tinggal baru. Uang ganti rugi telah habis. Ia mengaku akan tinggal di gazebo untuk sementara sampai ada rumah untuk ditempati.

Rahmat (52), warga lainnya, juga sedang membereskan bangunan untuk pindah. Rumahnya hanya diganti Rp 10 juta.

Sementara gazebo miliknya tak dibayar, padahal biasanya gazebo berkaki enam harganya mencapai Rp 10 juta.

Terusir dari kampung di bulan puasa

Damar, Lucile Job, Mawar, Rahmat dan warga lain memang memilih membongkar sendiri rumah mereka. Harapannya, ada material yang bisa terpakai untuk membangun rumah di temat lain.

Damar, istri dan anak-anaknya untuk sementara memilih mengontrak rumah di kawasan Kuta, Lombok Tengah. Sebagian besar warga menolak tinggal sementara di tempat relokasi karena bangunan yang tak layak.

"Di sana sangat sempit, panas dan tidak layak ditempati, atapnya sangat bising, kalau hujan turun airnya bisa masuk karena rendah," Kata Lucile dalam bahasa Indonesia yang fasih.

Baca juga: Soal Pelanggaran HAM dalam Pembangunan Kawasan Mandalika, Ini Tanggapan Wamen BUMN

Lucile mengaku kecewa atas kebijakan pemerintah yang memaksa warga membongkar rumahnya saat Ramadhan tiba.

"Ini diminta pergi saat puasa tiba, tidak ada respek bagi warga yang terdampak oleh proyek besar ini," katanya sambil mendekap bayinya.

300 makam dibongkar untuk sirkut

Selain tanah dan bangunan, proyek sirkuit itu juga membuat 300 makan terbongkar. Warga juga membongkar sendiri makam keluarga mereka.

Mereka mengumpulkan tulang belulang keluarga mereka untuk dipindahkan ke makam di luar kawasan sirkuit.

"Ini betul betul menyakitkan, bayangkan kami saja terusir, hingga jejak kematian kami harus angkat kaki dari tanah ini, seolah tidak boleh ada jejak kami yang tertinggal di kawasan sirkuit ini," kata Sibawaeh, warga yang memilih bertahan di tanahnya, di tikungan sembilan Sirkuit Mandalika.

Sibawaeh mengaku ada makam keluarganya yang juga dibongkar, dan itu membuatnya kecewa.

Satir (53), warga Ebunut yang juga memilih bertahan di lahan yang ditempatinya bersama orang tuanya, merasakan hal yang sama. Makam sanak keluarganya harus dibongkar karena proyek sirkuit.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com