MALANG, KOMPAS.com - Pujiati (50) tidak menyangka bakal kehilangan tempat tempat tinggal. Rumahnya di Dusun Krajan, Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten ambruk total akibat gempa bermagnitudo 6,1 yang terjadi pada Sabtu (10/4/2021).
Saat gempa mengguncang, Pujiati sedang duduk di depan rumahnya. Dia lari menjauh saat merasakan guncangan gempa.
"Saya duduk di depan pintu sama anak putu (cucu). Waktu ada grek-grek (guncangan gempa) kan agak banter, keluar semua," katanya, Minggu (11/4/2021).
Tidak lama setelah menjauh dari rumahnya, Pujiati menyaksikan rumahnya yang tiba-tiba ambruk.
"Ada di sini (depan rumah) terus ada getaran lagi banter. Terus ambruk," katanya.
Baca juga: Tangisan Nenek 92 Tahun yang Hidup Sebatang Kara, Rumahnya Roboh akibat Gempa Malang
Selama ini, rumah itu dihuni oleh delapan orang. Sedangkan, Pujiati dalam keseharian menjadi seorang petani.
"Lemes kabeh (lemas semua), kan jadi tidak punya rumah, tidak punya apa-apa. Saya bertani. Saya orang tidak punya," katanya.
Untuk sementara, dia keluarganya tidur di rumah tetangganya.
Hal yang sama dialami Sutrisno (63). Rumahnya dan rumah adiknya juga ambruk akibat guncangan gempa.
Baca juga: Kunjungi Lokasi Terdampak Gempa Malang, Khofifah Minta 3 Layanan Dasar Segera Diperbaiki
Saat itu, Sutrisno melihat langsung rumahnya uang ambruk seketika.
"Rumah saya langsung roboh. Ada gempa langsung ambruk 100 persen," katanya.
Sriama (75), kakak Sutrisno masih berada di dalam saat rumah itu ambruk. Beruntung, dia terlindungi oleh patahan struktur bangunan.
"Kakak saya setelah gempa selesai baru keluar," katanya.
Sutrisno mengatakan, rumahnya yang ambruk sudah berusia sekitar 15 tahun.
Baca juga: Dampak Gempa Malang, Pemkab Blitar Perkirakan Total Kerugian Rp 1 Miliar
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.