Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tanjak Melayu, Tak Sekadar Penutup Kepala, Terbuat dari Kain dan Miliki Simpul

Kompas.com - 10/04/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tanjak adalah penutup kepala adat Melayu yang berbentuk runcing ke atas.

Tanjak yang disebut juga mahkota kain/ikat-ikat/tengkolok adalah salah satu perlengkapan pakaian di Palembang yang dipakai oleh bangsawan dan tokoh masyarakat di masa lalu.

Hal tersebut disampaikan Dosen LB Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang sekaligus sejarawan Sumsel Kemas AR Panji, dikutip dari Tribuntribunsumselwiki.com, Rabu (10/2/2021).

"Berdasarkan cerita Herolint, tanjak sudah ada sejak masa Kesultanan Palembang berkuasa dan dipakai oleh para priyai/pembesar/bangsawan/tokoh masyarakat pada masa itu," katanya.

Baca juga: Baju Melayu dan Kurung, Pakaian Tradisional Malaysia

Bukti keberadaan tanjak bisa dilihat di beberapa sketsa atau lukisan Perang Palembang (1819-1821), peristiwa 4 Syawal/pengasingan SMB II (3 Juli 1821), Perang Jati (Lahat) tahun 1840-an, Perang Gunung Merakso (Lintang) tahun 1845, Perang Mutir Alam (Besemah) tahun 1860, dan beberapa sketsa yang lain.

Ia mengatakan, pada tahun 1823, Belanda menghapus tanjak dari Kesultanan Palembang Darussalam.

Namun, penggunaan tanjak masih tetap eksis hingga hari ini sebagai simbol budaya. Tanjak juga dikenakan terutama saat acara penting dan acara adat.

Baca juga: Pulau Penyengat, Maskawin Engku Putri Raja Hamidah dan Kampung Halaman Bapak Bahasa Indonesia

Dari filosofinya, tanjak berasal dari bahasa Melayu Palembang, yaitu tanjak atau nanjak yang berarti naik/menjulang ke tempat yang Tinggi.

Itulah sebabnya bentuk tanjak itu menjulang tinggi atau meninggi ujungnya diwakili dengan segitiga.

"Sebagai kesimpulan, kata tanjak bukan singkatan dari kata tanah yang dipijak, tetapi menunjukkan sesuatu yang ditinggikan bukan direndahkan, dan di dalam tubuh manusia kepala adalah tempat tertinggi dan dimuliakan," katanya.

Baca juga: Menengok Khutub Khanah, Perpustakaan Mini Ibnu Sina di Pulau Penyengat

Terbuat dari kain dan ada simpul

Presiden Joko Widodo dianugrahi Gelar Taunku Seri Indra Utama Junjungan Negeri oleh Sultan Deli Seri Paduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Arya Lamantjiji Perkasa Alam, Minggu (7/10/2018)  Dok Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Sumut Presiden Joko Widodo dianugrahi Gelar Taunku Seri Indra Utama Junjungan Negeri oleh Sultan Deli Seri Paduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Arya Lamantjiji Perkasa Alam, Minggu (7/10/2018)
Dikutip dari kemendikbud.go.id, tanjak memiliki beberapa syarat.

Yang pertama adalah terbuat dari kain. Biasanya kain yang digunakan adalah kaing songket, angkinan, pardo, dan batik.

Dari beberapa sumber menyebutkan bahwa tanjak yang terbuat dari kain songket dahulunya hanya dipakai oleh para Priyai atau pangeran atau bangsawan yang mempunyai jabatan tertentu.

Sedangkan tanjak batik biasanya dipakai oleh para bangsawan dan masyarakat umum untuk berbagai kegiatan.

Baca juga: Teluk Belanga dan Kebaya Labuh, Pakaian Adat Kepulauan Riau

Sementara syarat kedua adalah kain segi empat yang kemudian dilipat menjadi kain segi tiga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com