Selain itu ada juga yang mengarah ke permukiman di wilayah Blok Batu Kutil.
"Bila tidak ada pohon-pohon ini, sepertinya longsoran bisa sampai ke rumah-rumah. Yang paling mengkhawatirkan bebatuannya itu," kata Mulyadi (51) alias Parjo di sela pemantauan longsoran di blok Batu Kutil, Jumat lalu.
Tanah bergerak di kawasan tersebut terjadi pada akhir 2020 lalu.
Bencana geologi ini mengakibatkan amblesnya tanah di permukiman dan persawahan dengan kedalaman mencapai 8 meter.
Tanah bergerak merobohkan sejumlah rumah dan menghancurkan jalan lingkungan dengan lebar sekitar 1,5 meter di beberapa titik.
Data Satgas Penanggulangan Bencana Ciherang mencatat, rumah tidak layak huni terdampak tanah bergerak sebanyak 24 unit yang dihuni 29 kepala keluarga.
Sedangkan rumah yang terancam berjumlah 137 unit, yang dihuni 120 kepala keluarga atau terdiri dari sebanyak 381 jiwa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.