SUKABUMI, KOMPAS.com - Longsor terjadi di lokasi tanah bergerak di kaki Gunung Beser, Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (4/4/2021).
Material longsor berupa lumpur bercampur bebatuan sudah semakin mendekati permukiman yang lokasinya lebih rendah.
Bahkan, bagian belakang satu unit rumah di Blok Batukutil sudah nyaris dimasuki lumpur setinggi 20 sentimeter.
"Bagian belakang dapur sudah ada lumpurnya, hanya terhalang tembok, jadi enggak masuk," ujar pemilik rumah Yayat (58) kepada Kompas.com saat ditemui di sawahnya di Dusun Ciherang, Minggu.
Baca juga: Jenuh Menunggu Relokasi, Pengungsi Tanah Bergerak di Sukabumi Pulang ke Rumah
Sejak 6 bulan lalu, Yayat tidak bisa menempati rumahnya karena terjadi fenomena tanah bergerak.
Dia dan suaminya kemudian tinggal sementara di wilayah Kecamatan Kebonpedes.
Rumah Yayat dihuni oleh anaknya, Deni Suhendar (33).
"Tapi sekarang anak saya juga mengungsi ke tempat kerjanya sejak terancam bencana longsor," kata Yayat.
Baca juga: Warga Kesulitan Air Bersih akibat Tanah Bergerak di Kaki Gunung Beser Sukabumi
Ketua RW 002 Oom Supriatna mengakui bahwa saat ini rumahnya yang juga berada di Batu Kutil semakin terancam material longsoran.
Sedangkan kebun miliknya seluas 3.000 meter persegi sudah rusak tertimbun material longsor.
"Lumpurnya menimbun kebun palawija sudah beberapa pekan lalu," kata Oom saat berbincang di Dusun Ciherang, Minggu.
Pantauan Kompas.com, material longsoran berupa tanah, lumpur bercampur bebatuan, serta pohon-pohon tumbang masih terus bergerak secara perlahan.
Longsor terjadi di lereng perbukitan sebelah utara yang di daerah puncaknya sempat terjadi pergerakan tanah.
Lahan yang terdampak longsor diperkirakan mencapai lebih dari 10 hektar.
Material longsoran terbagi dua arah, mengalir ke Sungai Cibodas dan Sungai Ciherang.