BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah akan membangun istana negara di ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Rencananya, peletakan batu pertama dilakukan 2021 ini.
Konsep yang digunakan adalah burung garuda karya Nyoman Nuarta. Sekarang, konsep tersebut tengah menjadi perbincangan.
Lalu seperti apa konsep Istana Negara Burung Garuda? Nyoman Nuarta menjelaskannya.
"Istana Negara dirancang sebagai sesosok patung Garuda yang tidak berhenti hanya sebagai landmark sebuah kawasan, tapi sinergi antara seni, sains, dan teknologi," ujar dia dalam rilisnya, Rabu (31/3/2021).
Baca juga: Groundbreaking Pembangunan Istana Presiden di Ibu Kota Baru Berlangsung pada April 2021
Sebagai negara dengan keragaman kebudayaan yang kaya, Indonesia harus lahir menjadi satu-satunya negara di dunia yang berhasil memadukan secara pekat antara seni, sains, dan teknologi.
"Seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, dirancang menjadi magnet baru bagi pergerakan kebudayaan dunia," tutur dia.
Dalam tubuh patung Garuda, nantinya presiden akan berkantor. Ditambah dengan unsur-unsur pendukung seperti sekretariat negara, sekretaris kabinet, dan kantor staf presiden.
Jadi, wujud burung Garuda, tidak berhenti sebagai sosok patung yang besar, tetapi menjadi karya arsitektural yang memadukan seni dan struktur bangunan gedung.
“Inilah perpaduan antara unsur-unsur estetika dan desain,” ujar seniman kelahiran Tabanan, Bali tersebut.
Di bagian lain terdapat museum dan galeri.
Sosok burung Garuda yang menjadi inti dari arsitektur Istana Negara akan mengikuti pola-pola yang ditetapkan para founding fathers di masa lalu.
Sayap Garuda akan membentang sejauh 200 meter dengan tinggi mencapai 76 meter. Angka itu sebagai pengingat dimulainya pembangunan Istana Negara dilakukan saat Indonesia menapaki usia 76 tahun.
Selain itu, burung garuda sebagai perwujudan untuk terus-menerus membangun kesadaran, pencapaian cita-cita bangsa menjadi bangsa yang merdeka dan mandiri.
"Dan kemerdekaan itu dicapai dengan perjuangan dan pengorbanan harta benda dan nyawa. Maka, ketika kini kita memandang Istana Negara, akan tumbuh kebanggaan sebagai bangsa yang besar, teguh, dan kuat menghadapi segenap tantangan di depan,” kata Nyoman Nuarta.
Istana Negara yang memiliki luas 4 hektar dengan rencana 9 lantai, hanyalah bangunan inti dari seluruh kawasan seluas 32 hektar.
Di dalam kawasan ini terdapat Plaza Nusantara seluas 10 hektar, yang akan meliputi area rekreasi, area duduk outdoor, jogging trek, jalur pejalan kaki, serta jalur buggy.
Bahkan dirancang pula terdapat amphiteather serta wilayah terbuka di mana rakyat bisa mengaksesnya secara bebas.
Wilayah-wilayah seperti ini dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan kecintaan dan rasa bangga terhadap negara. Cara-cara rekreatif semacam ini akan jauh lebih mengena di hati rakyat.
Jika penggunaan ruang-ruang ini bisa dilakukan secara maksimal, Istana Negara dengan arsitektur inti patung Garuda akan tumbuh menjadi ikon baru. Bahkan magnet baru dunia pariwisata Indonesia.
"Pulau Kalimatan nyaris senantiasa tenggelam dalam perbincangan industri traveling, jika dibandingkan dengan daerah-daerah seperti Bali, Lombok, Yogyakarta, dan bahkan Raja Ampat," ucap dia.
Pulau dengan luas 743.330 kilometer persegi ini lebih dikenal sebagai pulau penghasil tambang setelah era kayu hutan berakhir.
Tanah dan rimba di pulau ini, senantiasa dikeruk untuk memenuhi hasrat ekonomi manusia. Ia tidak pernah dilihat sebagai pulau dengan eksotika kultural, yang sesungguhnya menjadi modal penting dalam pengembaraan industri pariwisata.
“Citra Kalimantan yang lekat dengan tambang dan hutan, harus diperbaiki dengan menyodorkan sebuah ikon baru. Istana Negara akan dengan cita rasa estetik sebuah karya seni, dengan penggunaan sains, serta teknologi dalam mewujudkannya,” ucap dia.
Cita rasa estetik dipergunakan sebagai framing, yang membangun citra keindahan, keteduhan, kedamaian, serta persaudaraan dalam perbedaan.
Sedangkan sebagai sebuah karya seni arsitektural, seluruh kalkulasi perwujudannya menerapkan dalil-dalil sains untuk menemukan unsur-unsur presisi, daya tahan, dan kekuatan.
"Seluruhnya akan dibangun dengan menggunakan teknologi pembesaran yang telah teruji dalam berbagai kesempatan pembangunan patung gigantis," ungkap dia.
Secara konsep dan bentuk, patung Istana Garuda akan menjadi istana presiden pertama di dunia yang dibangun sebagai sebuah karya seni.
Konsep ini akan mengedepankan estetika sebagai pijakan dasar, sebelum kemudian menerapkan dalil-dalil arsitektural untuk mewujudkannya menjadi sebuah building, yang layak, nyaman, mempertimbangkan soal-soal lingkungan, dan pantas sebagai sebuah simbol negara besar.
Sedangkan secara teknologis, Istana Negara akan menggunakan teknologi pembuatan patung yang telah dipatenkan.
Baca juga: Surplus Beras Tiap Tahun, Pj Gubernur Kalsel Usulkan Jalur Logistik Pangan untuk Ibu Kota Baru
Sosok Garuda dalam Istana Negara akan dibangun dari kerangka baja, cangkang dari tembaga dan kuningan. Kedua logam terakhir ini akan mengalami proses oksidasi sehingga perlahan-lahan akan berwarna hijau tosca, sebagaimana pula terdapat dalam patung GWK di Bali.
Dengan penerapan pola tersebut, Istana Negara di Kalimantan Timur, secara perlahan diharapkan tumbuh menjadi daya tarik baru bagi dunia pariwisata.
“Saya berharap semoga Istana Negara benar-benar menjadi rumah rakyat, tempat seluruh rakyat Indonesia mereguk nilai-nilai keadaban dan perdamaian, serta persaudaraan dan persatuan, agar bangsa ini terus bertumbuh menjadi bangsa yang sehat, kuat, dan besar sepanjang masa,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.