KOMPAS.com - Kasus pasien Covid-19 meninggal dunia di Kabupaten Tegal bertambah satu orang, yang berasal dari klaster senam.
Perempuan berinisial W itu meninggal usai kegiatan piknik dan senam ke Dino Laut, Purbalingga
Bupati Tegal pun angkat bicara mengenai kemunculan klaster senam tersebut. Dia mempertanyakan protokol kesehatan hingga kinerja Satgas Jogo Tonggo.
Baca juga: Pulang Piknik, 19 Anggota Rombongan Senam di Tegal Positif Covid-19, 1 Meninggal
Mereka berangkat menggunakan satu bus dan beberapa kendaraan pribadi.
"Diperkirakan satu rombongan sekitar 50 orang berangkat menggunakan bus, dan delapan orang lainnya menggunakan kendaraan pribadi," kata Joko, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Sabtu (27/3/2021).
Baca juga: 5 Fakta Pertemuan Gibran dan Fahri Hamzah, Titip Partai Gelora hingga Kaesang Ketahuan Ngefans
19 orang dari rombongan tersebut dinyatakan positif Covid-19 setelah dilakukan tes swab kepada 67 orang.
Tes swab massal dilakukan setelah wanita berinisial W mengalami gejala batuk, pilek, badan lemas dan tidak enak badan pada Sabtu (20/3/2021).
Dia lalu dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi.
"Hasil pemeriksaan PCR menyatakan W positif Covid-19 dengan disertai komorbid dan meninggal dunia Kamis (25/3/2021) sekitar pukul 06.26 WIB," kata Joko.
Baca juga: Kisah Kampung Pitu, Hanya Dihuni 7 Keluarga sejak Dulu hingga Pantang Gelar Pertunjukan Wayang Kulit
Dua di antara orang yang menunggu hasil adalah peserta yang mengalami batuk dan pilek saat berangkat.
"Hasil penelusuran menemukan informasi bahwa sebelum piknik, dua orang peserta senam sempat mengalami gejala batuk dan pilek, namun tetap ikut berangkat," terangnya.
Adapun dari 18 orang positif, 10 orang menjalani isolasi mandiri dan sisanya dirawat di RSI PKU Muhammadiyah Adiwerna dan RSUD dr Soeselo Slawi.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Polisi Salah Gerebek, Kasat Narkoba Malang Dimutasi Sehari Setelah Kejadian
Bupati Tegal Umi Azizah mempertanyakan keberadaan Satgas Jogo Tonggo di desa setempat.
"Logikanya, ada 50 orang di dalam satu bus tersebut sudah bentuk pelanggaran protokol kesehatan dari sisi kapasitas angkut bus yang seharusnya maksimal 70 persen di masa pandemi ini,” kata Umi, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/3/2021).
Menurutnya akan jauh lebih baik ketika warganya menahan diri untuk tidak bepergian dahulu.
"Apalagi dalam bentuk rombongan dengan banyak orang yang tentu risiko penularannya semakin tinggi," katanya.
Menurutnya, kelonggaran yang diberikan pemerintah bukan berarti kebebasan tanpa aturan.
"Kebijakan pemerintah sedikit melonggarkan aktivitas sosial dan ekonomi bukan lantas sepenuhnya bebas tanpa batas," kata Umi,
“Maka tolong, kita semua harus bisa saling menjaga, saling mengingatkan. Karena kelalaian ini bisa menyeret kita pada pendemi gelombang kedua dan itu dampaknya pada perekonomian bisa semakin buruk,” kata Umi.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Tegal, Tresno Setiadi | Editor : Khairina, Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.