Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Jambi, Lada Berlayar hingga ke Eropa dan Timur Tengah

Kompas.com - 27/03/2021, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sejak lama Jambi dikenal sebagai sentra penting penghasil lada. Bahkan lada menjadi sudah salah satu komoditas unggulan dari Pulau Sumatera yang dikirim hingga ke Eropa dan Timur Tengah.

Dikutip dari Indonesia.go.id selain Jambi, wilayah lain di Sumatera yang menghasilkan lada adalah Palembang, Bengkulu, Lampung, Aceh, Tapanuli, dan sebagainya.

Dalam buku yang berjudul Sungai dan Sejarah Sumatera yang ditulis oleh Gusti Asnan dijelaskan bahwa perdagangan lada di Pulau Sumatera ada di beberapa lokasi.

Baca juga: Asal-usul Pontianak, Legenda Hantu Kuntilanak hingga Hari Tanpa Bayangan di Tugu Khatulistiwa

Setidaknya ada tiga bagian, yaitu pesisir sebelah utara pantai barat Sumatera (Barus, Singkil, dan Meulaboh), kawasan bagian selatan pesisir barat Sumatera (Indrapura, Bengkulu, dan Lampung), dan kawasan bagian tengah dan selatan bagian timur Pulau Sumatera (Jambi, Aceh, Pedir, dan Palembang).

Tak hanya untuk bumbu masakan. Lada juga berfungsi sebagai pengawet, obat-obatan, dan diambil minyaknya untuk wangi-wangian serta dapat digunakan sebagai alat tukar layaknya uang.

Baca juga: Asal-usul Tugu Lilin Solo, Tonggak Sejarah Pergerakan Kemerdekaan

Jambi pengasil lada terbesar di Sumatera

LadaShutterstock Lada
Di Jambi, kepemilikan lada menunjukkan status sosial bagi pemiliknya. Perdagangan lada dilakukan oleh Kesultanan Jambi, orang-orang Tionghoa, Melayu, Makassar, dan Jawa.

Para pedagang ini memanfaatkan Perairan Malaka sebagai jalur perdagangan pada tahun 1550-an hingga akhir abad ke-17.

Lada jambi adalah salah satu varian lada di Sumatera. Varian lainnya adalah lada manna dan lada khawur.

Penamaan varian lada disesuaikan dengan asal daerah penghasilnya atau cara penanamannya seperti lada sulur dan lada anggur.

Baca juga: Komoditas Lada Dicaplok Negara Lain, Gubernur Babel Ancam ke Pengadilan Internasional

Penghasil lada di Jambi ada di daerah hulu Jambi yakni Tanjung Kuamang, Sumai, Muara Tembesi, dan Tujuh Koto.

Pedagang lada di Jambi terbagi empat bagian yakni pedagang lada Minangkabau, Portugis, orang Tionghoa, dan Belanda.

Keempatnya memainkan perannya masing-masing di jalur Sungai Batanghari dan di pasar internasional.

Baca juga: Kembalikan Kejayaan Lada, Gubernur Babel Lepas Ekspor 45.000 Kg Lada ke Jepang

Lahan diperluas, harga tak stabil

Ilustrasi lada hitamshutterstock Ilustrasi lada hitam
Dedi Arman dalam bukunya Perdangan Lada di Jambi Abad XVI-XVIII menjelaskan, jaringan perdagangan dan pelayaran di Jambi pada era awal meliputi dua bentuk utama.

Pertama, jaringan hulu (pedalaman) yaitu berada di hulu Sungai Batanghari.

Jaringan kedua, melalui jalur alternatif, yaitu dari hulu ke Muaro Tebo kemudian dibawa ke Selat Malaka melalui Indragiri dan Kuala Tungkal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com