Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tembok Beton Menutup Rumah Warga di Purwakarta hingga Sepakat Dibongkar

Kompas.com - 26/03/2021, 22:29 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Tembok beton yang menutup satu rumah warga di Kompleks Puskopad, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akhirnya dibongkar pada Rabu (24/3/2021).

Pembongkaran tembok yang mengisolasi rumah pasangan Binbin Binekas dan Neni Kartini Sriwijaya itu dilakukan setelah melewati musyawarah yang cukup alot.

Berikut kronologi tembok benton itu berdiri hingga akhirnya dirobohkan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Disemprot Seorang Ibu Saat Pembongkaran Tembok Beton yang Menutup Rumah Warga

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi awalnya mendapat laporan dari warga perihal konflik antar tetangga itu.

Dedi kemudian mendatangi Kompleks Puskopad di Purwakarta.

Dedi meminta keterangan dari warga perihal duduk perkara tembok beton berdiri.

Ia bahkan turut bernegosiasi dan melakukan mediasi di antara kedua pihak.

Berdasarkan keterangan pihak RW, menurut Dedi, tembok beton itu dibangun karena keluarga Binbin memindahkan pos ronda dari tengah ke pinggir jalan.

Menurut RW, pos ronda itu sudah lama dibuat, bahkan sebelum rumah Binbin dibangun.

 

Warga merasa relokasi itu membuat pos ronda menghadap ke rumah Binbin.

Selain itu, tembok beton itu dibangun oleh warga sekitar karena Binbin membuat pagar yang menutup akses warga ke RT lain.

Padahal, pagar itu memang berada di tanah milik Binbin.

"Awalnya keluarga Pak Binbin pindahkan pos ronda di ujung jalan ke samping dan menghadap rumah Pak Binbin. Warga tak terima karena menganggap pos ronda itu milik umum dan berada di batas RT. Akhirnya atas kesepakatan warga, dibuatlah pagar beton," ujar Dedi.

Baca juga: Gara-gara Pindahkan Pos Ronda, Rumah Binbin Ditembok Beton Warga Sekampung, Dedi Mulyadi Sampai Turun Tangan

Dedi mengatakan, pagar beton itu mengadang garasi rumah di pinggirnya, sehingga mobil milik Binbin tak bisa keluar.

Konflik antar tetangga ini sudah berlangsung sekitar 1 tahun.

"Secara ekonomi, Pak Binbin dan Ibu Neni baik. Punya rumah bagus dan tanah luas. Ada semacam kecemburuan dan juga kekhawatiran pasangan ini akan membangun real estate. Tapi alasan itu tidak masuk akal. Enggak mungkin real estate dibangun di lahan sekitar 200 meter persegi," kata Dedi.

Menurut Dedi, persoalan seperti ini sudah lumrah terjadi di kompleks dengan penghuni yang heterogen.

Warga di setiap lokasi memiliki karakter dan budaya berbeda.

Namun, menurut Dedi, persoalan itu seharusnya bisa diselesaikan apabila aparat pemerintah mulai dari lurah hingga camat punya keberanian untuk bersikap adil.

"Rata-rata aparat dari lurah dan camat relatif tak punya nyali tinggi di hadapan masyarakat," ujar Dedi.

Namun, setelah diberikan pengertian, akhirnya seluruh warga sepakat agar tembok itu dibongkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com