KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Dinkes Semarang Harap Program Sikap Wegah Nyampah Bisa Berantas Covid-19

Kompas.com - 25/03/2021, 20:15 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang Muhammad Abdul Hakam berharap, sikap wegah nyampah (usaha untuk tidak menghasilkan sampah) memberikan andil terhadap upaya percepatan pemberantasan virus Covid-19 di wilayahnya.

Hal tersebut ia sampaikan dalam dialog live program Ngolah dengan tema "Ngobrol Tentang Sampah” di akun @semarangwegahnyampah, rabu (24/3/2021).

Dalam program live tersebut, Abdul Hakam sapaan akrab Kepala Dinkes Semarang mengupas tuntas berbagai permasalahan sekaligus penanganan sampah selama pandemi Covid-16 dan isolasi mandiri (isoman) di Kota Semarang.

"Selama pandemi Covid-19 banyak kebiasaan baik yang dilakukan, seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, mengelola sampah lebih baik,” katanya dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, kamis (25/3/2021).

Baca juga: Cegah Virus Corona, Ini 4 Kebiasaan Baik yang Muncul karena Pandemi Covid-19

Dengan kebiasaan baik, lanjut Abdul Hakam, maka tidak hanya Covid-19 yang akan tertangani tetapi juga penyakit infeksius lain,seperti diare akut, demam akut dan infeksi lainnya.

Insyaallah penyakit infeksius lain juga akan menurun," ujarnya.

Lebih lanjut, Abdul Hakam menyampaikan prosedur penanganan sampah infeksius selama pandemi Covid-19 juga harus diperhatikan.

Pasalnya, dengan penanganan sampah yang baik akan membuat wilayah aman dan tidak lagi berpotensi menularkan virus.

Baca juga: Daur Ulang Jadi Solusi Penanganan Sampah Plastik

Adapun untuk sampah para pasien terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di rumah sakit (rs) dan rumah isolasi harus juga dikelola oleh penyedia jasa khusus. Mulai dari proses pemilahan, pembakaran dengan insinerator, hingga pengolahan abu dari sampah infeksius tersebut.

Sementara itu, untuk sampah dari pasien terkonfirmasi Covid-19 yang menjalani proses penyembuhan melalui isolasi mandiri (isoman) agar melakukan pemilahan dan sterilisasi.

Langkah itu harus dilakukan dengan menyemprotkan cairan desinfektan pada sampah yang dihasilkan sebelum disetor kepada pengolah sampah.

"Virus Covid-19 akan mati setelah delapan jam bila menempel pada benda mati. Oleh karenanya, sampah harus ditangani terlebih dahulu di setiap rumah pasien isoman," imbuh Abdul Hakam.

Tak hanya sampah isoman, ia juga meminta partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola sampah masker sekali pakai.

Baca juga: Akademisi UII: Ini Cara Mengelola Sampah Masker Sekali Pakai

"Agar tak berdampak lanjut dari sisi kesehatan dan lingkungan, masker sekali pakai sebaiknya disterilisasi dengan desinfektan. Caranya, dipotong pada bagian maskernya kemudian dibuang pada tempat sampah khusus medis," ucapnya.

Disterilisasi tersebut, kata Abdul Hakam, merupakan  upaya menghindari penyalahgunaan penjualan kembali masker bekas oleh oknum tak bertanggung jawab.

Sebagai informasi, Ngolah merupakan program live Instagram yang rutin diselenggarakan oleh akun @semarangwegahnyampah. Program ini dilakukan setiap rabu dengan mengangkat tema-tema menarik dan update setiap minggu.

Akun @semarangwegahnyampah juga aktif memberikan edukasi terkait upaya penanganan dan pengurangan sampah di Kota Semarang. Hal ini sebagaimana semangat Peraturan Wali Kota (Perwal) Semarang Nomor 27 Tahun 2019 tentang pengendalian penggunaan plastik.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com