Dibantu seorang polisi
Menurut Dedi, untuk memenuhi kebutuhan dasar saja sudah sulit, apalagi untuk biaya operasi yang tidak sedikit.
Dedi mengatakan, sebelumnya dia bersama istri berusaha membuat BPJS Kesehatan.
Tetapi, tidak bisa karena kartu tanda penduduk (KTP) orangtua dan nomor induk kependudukan (NIK) anak yang tertera di kartu kelurga (KK) tidak terdaftar secara online, berdasarkan data BPJS Kesehatan.
"Kami kan sudah bawa Piola ke rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta. Namun, pihak rumah sakit menyarankan untuk operasi di Pekanbaru melalui BPJS Kesehatan. Saat saya urus BPJS, banyak persyaratan yang harus dipenuhi dan kata orang BPJS, NIK anak saya belum terdaftar online," sebut Dedi.
Baca juga: Berkat Bantuan Seorang Polisi, Bayi Piola yang 9 Bulan Hidup Tanpa Anus Segera Dioperasi
Namun, Dedi cukup merasa lega setelah dibantu oleh seorang anggota polisi setempat bernama Windro untuk mengurus BPJS anaknya.
"Kemarin sore BPJS-nya sudah selesai diurus sama Pak Windro, anggota polisi di sini. Pak Windro yang datang ke rumah saya. Jadi selama delapan bulan saya sendiri urus BPJS tak selesai. Selama itu saya bayar kalau bawa anak saya ke rumah sakit," kata Dedi.
Bahkan, polisi bernama Windro itu membantu membuat surat rujukan untuk membawa Piola ke rumah sakit di Pekanbaru.
Dedi berharap ada solusi untuk mengatasi atresia ani yang dialami bayinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.