Keterlambatan vaksinasi, kata dia, akan berimbas pada semakin banyaknya potensi korban jiwa yang jatuh. Sehingga vaksinasi harus sesegera mungkin dilakukan.
"Kalau kita terlambat sehari saja, data kemarin itu sehari yang meninggal 300, kita terlambat sebulan yang meninggal saudara kita 9.000, kita terlambat setahun yang meninggal udah 108.000. Itu sebabnya kenapa kita harus cepat melakukan vaksinasi ini," kata dia.
Partisipasi masyarakat misalnya pesantren menurutnya menjadi penting dalam gerakan vaksinasi itu.
Sebab, tanpa dukungan dari semua komponen masyarakat, akan susah tercapai keberhasilan.
"Saya berterima kasih karena teman-teman di Lirboyo, Pak Kiai, berkenan menyuntikkan vaksin AstraZeneca kepada keluarganya," kata Budi.
Baca juga: Warga Menggali Pantai Cari Emas, Bupati: Itu Berbahaya, Bisa Abrasi
Adapun pelaksanaan vaksinasi itu berlangsung di sebuah tenda besar yang didirikan di lapangan terbuka.
Para peserta vaksin nampak duduk di kursi yang ditata dengan jarak tertentu, sembari menunggu panggilan.
Saat tiba panggilan, santri akan melewati beberapa meja untuk skrining sekaligus pemeriksaan kesehatan, kemudian disuntik vaksin.
"Rasanya seperti digigit semut," ucap Alifuddin (28), seorang santri saat berada di lokasi pemantauan usai vaksin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.