Namun semikian, Ruminah pun harus mencari solusi untuk menyikapi harga cabai yang belum turun.
"Saya menggunakan cabai rawit ori, yang paling bagus. Standarnya lima cabai, tapi kalau nambah per lima cabai ya tambah Rp 1.000, pelanggan tidak ada yang komplain, karena sudah tahu harga cabai sekarang sedang tinggi," tandasnya.
Ruminah berharap harga cabai bisa segera normal kembali, sehingga bisa mengurangi pengeluaran.
"Mudah-mudahan bisa segera turun, soalnya kalau cabai mahal terus pendapatan kita tidak ada. Kan kalau semakin ramai (pembeli) cabai yang digunakan juga banyak," ungkapnya.
Baca juga: Tangis Haru Pak Ody, Driver Ojol Korban Order Fiktif 14 Ayam Geprek, Ini Akhir Kisahnya
Ruminah sudah berjualan ayam geprek sejak 2003 di Jalan Wulung, Papringan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Warung ayam geprek ini dinamainya "Ayam Geprek Bu Rum". Sebelum ayam geprek, Ruminah awalnya berjualan soto dan lotek.
"Saya itu awalnya jualan soto, lotek, tapi pembeli kan bosan makan itu terus. Saya terus bikin sambel digeprek itu, akhirnya dari mulut ke mulut enak-enak gitu, ya yang pertama kali ayam geprek itu ya tempat saya," tuturnya.
Harga satu ayam geprek Bu Rum cukup murah hanya Rp 12.000 untuk yang original.
Selain original, geprek Bu Rum juga menyediakan beragam geprek lainnya seperti geprek balado, geprek rendang dan geprek keju.
Baca juga: Kehujanan dan Antar 14 Porsi Ayam Geprek ke Rumah Kosong, Ini Cerita Pengemudi Ojol Audy Hamdani
Harga untuk menu geprek balado hanya menambah uang Rp 2.000. Sedangkan untuk geprek rendang dan geprek keju cukup menambah uang Rp 3.000.
"Harga mahasiswa. Cabang ada Lima tapi ya ada yang tutup, soalnya sepi karena mahasiswa belum masuk ya pandemi ini," tegasnya.