"Ada kejadian teman-teman di Ambon menyerang pos Brimob waktu itu. Mulai pengembangan-pengembangan akhirnya saat di Solo ditangkap, waktu itu 11 orang tahun 2004 termasuk saya. Terus dibawa ke Jakarta," kata Bang Jack.
Bang Jack divonis enam tahun penjara. Karena dinilai kooperatif dalam mengikuti proses hukum, Bang Jack hanya menjalani 4,5 tahun penjara dan bebas tahun 2008.
Dia menerangkan, sosok ibu dan istri menjadi faktor utama dirinya tidak kembali terlibat paham radikalisme dan terorisme.
"Nasihat dari dua wanita itu (ibu dan istri) yang paling besar ke saya. Saya harus seperti ini, saya harus keluar dan lain-lain. Kita menyadari kesalahan, kita keluar berjanji saya sisa hidup saya untuk orangtua, keluarga untuk masyarakat, bangsa dan negara," ucap Bang Jack.
"Apapun kondisinya saya harus memperbaiki. Saya punya pengalaman masa lalu dan saya berjanji saya keluar, saya kasihkan ke orang lain dengan format kebaikan," tutur dia.
Setelah kembali dalam kehidupan masyarakat umum, Bang Jack bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.
Dia bekerja di restoran cukup lama.
Setelah itu membuka usaha sendiri toko komputer, wedangan dan akhirnya memutuskan membuka warung soto hingga sekarang.
"Akhirnya belajar soto dengan tetangga dengan orang yang pernah jualan soto. Akhirnya kita putuskan buka warung soto tahun 2017. Awalnya pakai gerobak angkringan. Kemudian berkembang terus kita sewa sini," ungkap dia.
Bang Jack miliki banyak pelanggan. Buka dari habis Subuh hingga pukul 11.00 WIB.
Setiap Jumat pertama Bang Jack menyediakan makanan soto gratis.
Dia ingin lebih bermanfaat kepada masyarakat banyak dengan adanya program Jumat barokah.
"Jumat pertama makan soto gratis. Mudah-mudahan nanti setiap Jumat bisa menyediakan makan soto gratis. Pengaruhnya sangat luar biasa. Dulu saya dibenci. Dengan program ini (Jumat barokah makan soto gratis) minimal satu bulan merindukan saya," katanya.
Lebih lanjut, Bang Jack mengungkap, dirinya sering diajak Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menjadi pembicara menyosialisasikan bahaya radikalisme dan terorisme.
"Pengalaman saya ini untuk 'meng-counter' generasi muda ini biar tidak seperti saya," terang suami Nur Rohmah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.