Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majikan Bantah Lakukan Penganiayaan: Laporan Itu Bukan Kemauan Pariyem, Kami Sudah Clear...

Kompas.com - 18/02/2021, 05:25 WIB
Ahmad Faisol,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Seorang asisten rumah tangga, Pariyem, melaporkan majikannya ke Polres Probolinggo Kota atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga.

Majikan Pariyem, U dan istrinya membantah melakukan kekerasan terhadap asisten rumah tangganya itu.

U mengatakan, Pariyem membuat laporan ke polisi atas desakan warga. Padahal, kata dia, masalah tersebut telah selesai.

Tetapi, warga yang tak puas justru mengajak Pariyem melapor ke polisi.

“Pihak warga menggebu-gebu membawa Pariyem ke kantor polisi (Mapolres), untuk melapor. Mau akhirnya dia diajak ke sana. Laporan ke polisi itu bukan kemauan Pariyem. Kemarin kami sudah clear, dan menyelesaikannya secara kekeluargaan,” kata U saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Warga Tuban Ramai-ramai Borong Mobil, Kepala Dusun: Dulu Mereka Menolak Keras Jual Tanah

U dan istrinya, M, memperlakukan Pariyem dengan baik. Mereka juga mengaku sayang dengan anak Pariyem yang masih berusia 12 tahun.

Mereka menegaskan, tak mungkin menganiaya Pariyem. Sebab, Pariyem telah meringankan beban mereka untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

"Kalau ditegur dan dimarahi, itu biasa. Baju disetrika sampai gosong, masak kita enggak marahi? Ngepel sampai basah dan sampai terpeleset, apa gak dimarahi? Apa dasarnya dia bilang begitu (melakukan kekerasan)? Karena sudah laporan, kami akan menjalani proses hukumnya,” kata U.

Empat tahun bekerja

U menegaskan, Pariyem baru bekerja selama empat tahun bersamanya, sejak 2017.

Ia membantah pernyataan yang menyebut Pariyem telah bekerja selama delapan tahun di rumahnya.

 

Pada 2017, U mengaku dikenalkan oleh suami Pariyem. Setelah merasa cocok, dirinya mempekerjakan Pariyem sebagai asisten rumah tangga.

“Kalau memang enggak kerasan, empat tahun ikut saya, kok baru sekarang melakukan seperti itu? Kalau memang tidak saya beri makan, coba dilihat, apakah pembantu saya itu kurang gizi? Tidak benar kalau tidak diberi makan,” jelas U.

Soal gaji yang tak dibayar

U juga membantah tak memberi Pariyem gaji selama bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumahnya.

Menurutnya, saat awal bekerja, Pariyem menyebu terserah mau digaji berapa saja. Saat itu, Pariyem hanya ingin anaknya bisa sekolah.

Baca juga: Dapat Uang Rp 18 M Usai Jual Tanah ke Pertamina, Nurul Beli Innova dan HRV, lalu Bangun TPA

U pun membiayai sekolah anak Pariyem sejak umur lima tahun. Kini, anak itu duduk di kelas lima sekolah dasar (SD).

"Dia sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. Dia bilang terserah saya mau digaji berapa, yang penting anaknya bisa sekolah," jelas U.

Sang majikan menjelaskan alasan memberi gaji Rp 300.000 kepada Pariyem.

"Pekerjaannya hanya cuci dan setrika, serta bersih-bersih. Pekerjaan lainnya istri saya yang kerjakan," kata U.

Pariyem, jelas U, juga menitipkan gaji kepada istrinya, M. Pariyem akan meminta gaji itu ketika butuh uang.

 

Oleh karena itu, U menyimpan gaji Pariyem di rekening miliknya. Gaji itu, kata dia, bisa diambil sewaktu-waktu.

U heran Pariyem mengaku tak digaji. Padahal, kesepakatan menitipkan gaji itu telah ada sejak awal bekerja.

“Kok bisa bilang gak digaji? Nanti setelah butuh, akan diminta. Bukan saya yang ngomong, tapi dia sendiri. Dosa saya kalau tidak memberinya gaji, kan kasihan,” jelas U.

Baca juga: Kisah Pilu Pariyem, Mengais Sisa Makanan di Tong Sampah karena Lapar

Sebelumnya, Pariyem, asisten rumah tangga yang meloncat dari lantai dua rumah majikannya di Kota Probolinggo, mengaku kerap mengalami kekerasan dari majikannya.

Ditemui di rumah anak tirinya di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, ia mengaku sering mendapatkan perlakuan kasar dari majikan, khususnya majikan perempuan.

“Dulu saya sering dapat perlakukan kasar. Dulu sering dipukul, tiap hari dipukul. Dipukul pakai sandal, kadang pakai sepatu. Dipukul seadanya sudah (pakai alat yang ada waktu itu). Bagian kepala yang sering dipukul,” kata Pariyem, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com