Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan 11 Hari Semburan Gas di Pesantren Pekanbaru

Kompas.com - 14/02/2021, 07:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Hari ketiga, semburan gas berbunyi menggelegar

Di hari ketiga, atau pada Sabtu (6/2/2021), sumber semburan gas berbunyi menggelegar seperti mesin yang tengah bekerja.

Sesekali terdengan dentuman kuat hingga terdengar dari jarak sekitar 300 meter dan membuat tanah di sekitar pesantren bergetar.

Menurut Analis Program Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM, Darwin menjelaskan, semburan gas berpotensi meledak.

"Yang pasti jam 12.49 WIB, hasil pengukuran Lower Explosive Limit (LEL) itu diposisi 6 persen. Artinya sangat berbaya dan bisa memicu ledakan. Tapi kalau H2S atau kandungan racunnya nol," ujar dia.

Adapun hingga hari ketiga, terpantau diameter sekitar empat meter dengan tinggi semburan mencapai 10 meter

Pihak kepolsian dan BPBD pun memasang garis pengaman sejauh 150 meter dari pusat lokasi semburan.

Karena potensi ledakan, warga pun tidak diperkenankan mendekati lokasi semburan.

"Kita sudah tarik ke depan lagi garis batas aman. Karena kondisi saat ini sangat berbahaya dan berpotensi meledak. Ledakan bisa saja dipicu oleh sinyal handphone dan sumber api lainnya. Makanya sekarang tidak boleh mendekat ke lokasi," kata Darwin.

Baca juga: Penampakan Lubang Semburan Gas di Pekanbaru, Sudah Bisa Dilihat dari Jarak 5 Meter

Hari keempat, diameter bertambah

Semburan gas disertai lumpur merusak bangunan Ponpes Al Ihsan Boarding School Riau Kampus 2 di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (6/2/2021).KOMPAS.com/IDON Semburan gas disertai lumpur merusak bangunan Ponpes Al Ihsan Boarding School Riau Kampus 2 di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (6/2/2021).
Pada hari keempat, Minggu (7/2/2021), semburan gas di pondok pesantren masih terjadi.

Bahkan ukuran diameternya semakin membesar.

Diameter yang mulanya sebesar 4 meter kini bertambah menjadi enam meter.

Namun, ketinggian semburan relatif berkurang.

"Diameter lubang memang bertambah besar menjadi enam meter. Karena tekstur tanah yang di atas itu ketika ada gas dan air yang bergejolak otomatis akan berpengaruh. Cuma, dari tinggi semburan gas sudah turun drastis," kata Kepala Dinas ESDM Riau Indra Agus Lukman.

Selain itu, lanjut dia, kondisi semburan gas saat ini tidak lagi berpotensi meledak, karena Lower Explosive Limit (LEL) sudah nol.

Begitu juga dengan H2S atau kandungan racun pada gas, diklaim sudah tidak ada. Namun, Indra mengimbau warga tetap waspada.

"Kita tetap harus waspada. Pengukuran kita tadi siang nol. Tapi kadang ada, yang berarti masih ada pergerakan di bawah," kata Indra.

Baca juga: 3 Jam Avanza Tersesat di Hutan Gunung Putri Saat Tengah Malam, Polisi: Kabut Tebal dan Hujan Deras

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com