Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Cerita di Balik Lagu Yel-yel TNI dan Polisi "Terpesona" | Air Banjir Berwarna Merah

Kompas.com - 07/02/2021, 07:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Pengakuan pencipta lagu "Terpesona" yang menjadi viral setelah dijadikan yel-yel anggota TNI dan Polri menjadi sorotan pembaca Kompas.com kemarin.

Semuel Takatelide, pria asal Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara, tersebut mengaku bangga.

Selain itu, berita bencana banjir di Pekalongan, Jawa Tengah, juga menuai perhatian.

Air banjir yang menggenangi sejumlah titik itu berwarna merah.

Berikut ini berita popouler nusantara:

1. Sosok Semuel, pencipta lagu "Terpesona"

Pencipta lagu Terpesona Semuel Takatelide.Dokumentasi Semuel Takatelide. Pencipta lagu Terpesona Semuel Takatelide.

Warganet dibuat heboh dengan lagu yel-yel "Terpesona" para anggota TNI dan Polri.

Sang pencipta lagu tersebut pun mengaku bangga saat ditemui di rumahnya, di Lingkungan II, Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea, Semeual.

"Terus terang saya rasa bangga karena artis-artis besar termasuk Yura Yunita sampai angkat jempol dan dia bilang lagunya bagus," katanya.

Baca berita selengkapnya: Ini Dia Sosok Pencipta Lagu "Terpesona" yang Jadi Yel-yel TNI dan Polri

2. Banjir bandang di Pekalongan

Pengendara motor melintas di jalan perkampungan yang tergenang banjir berwarna merah di Jenggot, Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Menurut warga setempat, air banjir berwarna merah itu disebabkan oleh pencemaran limbah pewarna batik berwarna merah karena di lokasi tersebut terdapat ratusan pelaku usaha batik.ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra Pengendara motor melintas di jalan perkampungan yang tergenang banjir berwarna merah di Jenggot, Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Menurut warga setempat, air banjir berwarna merah itu disebabkan oleh pencemaran limbah pewarna batik berwarna merah karena di lokasi tersebut terdapat ratusan pelaku usaha batik.

Furqon, salah seorang warga Kota Pekalongan menuturkan, biasanya air banjir tidak berwarna merah.

Dirinya pun menduga, air banjir berwarna merah karena ada oknum warga yang diduga sengaja membuang obat pewarna batik ke air banjir.

Sejauh ini air banjir berwarna merah tidak menimbulkan efek

Baca berita selengkapnya: Geger, Air Banjir di Pekalongan Berwarna Merah

 

3. Haru Kapolres Nganjuk saat bertemu Hayu

Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi Agung Pratama bersama Suparman membopong Hayu ke kursi roda, Jumat (5/2/2021) malam. Hayu lumpuh sejak kecil diduga kerana menderita mikrosefali.KOMPAS.com/USMAN HADI Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi Agung Pratama bersama Suparman membopong Hayu ke kursi roda, Jumat (5/2/2021) malam. Hayu lumpuh sejak kecil diduga kerana menderita mikrosefali.

Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi Agung Pratama tak kuasa menahan tangis saat bertemu dengan Hayu Lumampah (12).

Kapolres terharu melihat kondisi Hayu yang lumpuh sejak lahir. Bocah laki-laku itu belum bisa bertutur dan berjalan.

Jika keluar rumah, maka Hayu selalu digendong oleh ibunya, Asrumi.
“Saya tanya (Suparman) tadi, anaknya umur 12 tahun. Saya ingat anak saya di rumah,” ucap Harvi yang tetiba berhenti lalu menitikkan air mata.

Baca berita selengkapnya: Kapolres Nganjuk Menangis Saat Kunjungi Bocah 12 Tahun Lumpuh Sejak Lahir: Saya Ingat Anak

4. Dua ekor harimau lepas, pawang tewas diserang

Ilustrasi harimau VIA Indianexpress Ilustrasi harimau

Gara-gara longsor, dua harimau di Kebun Binatang Sinkka Zoo di Singkawang terlepas dari kandang.

Hal itu dibenarkan oleh pihak kepolisian yang juga terjun memantau situasi lapangan.

“Telah lepas dua ekor harimau dari Sinka Zoo. Kita bersama pihak lainnya tengah mendalami dan melakukan proses pencarian serta penangkapan,” kata Kapolsek Singkawang Iptu Ronald Napitupulu saat dihubungi wartawan, Jumat.

Baca berita selengkapnya: Fakta Lepasnya 2 Harimau Sinka Zoo Singkawang, Tewaskan Pawang, Bermula Kandang Longsor

5. Kisah haru suami-istri yang terserang covid-19

Ilustrasi Covid-19 di India.BBC Indonesia Ilustrasi Covid-19 di India.

Pandemi Covid-19 telah memakan banyak korban jiwa, termasuk merenggut nyawa pasangan suami istri.

Di balik perjuangan para suami-istri itu, terkadang tak berbuah manis.

Seperti di Tanjungpinang, suami istri yang meninggal karena Covid dianggap sebagai pasangan sehidup semati.

Sementara di Kabupaten Cilacap, meninggalnya pasangan suami istri berbuntut terpaparnya warga lain yang sempat memandikan salah satu jenazah.

Baca berita selengkapnya: Kisah-kisah Suami Istri Meninggal Bersama karena Covid-19, Hanya Terpaut Beberapa Jam dan Pengurus Jenazah Tertular

(Penulis: Kontributor Pekalongan, Ari Himawan Sarono, Kontributor Nganjuk, Usman Hadi | Editor: Khairina, Phytag Kurniati, Dony Aprian)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com