Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Pesan Pasien Covid-19 kepada Kapolsek, Ceritakan Bahaya Covid-19 dan Kondisi Ruang Isolasi

Kompas.com - 05/02/2021, 14:01 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan pasien positif Covid-19 menceritakan kondisinya saat berada di ruang ICU RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, viral di media sosial.

Dalam video itu, pasien bernama Wayan Sudiarsa itu memberi pesan kepada Kapolsek Rendang, Karangasem, bernama Kompol I Made Sudartawan.

Pesan itu tentang bahaya Covid-19 saat menyerang tubuh pasien.

Sudartawan mengaku kenal dengan pasien dalam video tersebut. Pasien asal Tabanan itu merupakan teman baiknya.

"Bukan anggota polisi, dia masyarakat dan teman baik. Dia sering monitor saya dalam kegiatan edukasi prokes dengan masyarakat," kata Sudartawan saat dihubungi, Jumat (5/2/2021).

Baca juga: Pembalap Liar yang Tabrak Pengendara hingga Terpelanting Ditangkap, Ternyata Masih Pelajar

Sudartawan menambahkan temannya itu dirawat di ICU RSUP Sanglah, Denpasar, sejak 12 Januari 2021.

Wayan Sudiarsa, kata dia, masih menjalani perawatan hingga saat ini.

"Sudah 85 persen (kondisinya membaik). Tinggal pemulihan," kata dia.

Dalam video itu, pasien mengawali narasinya dengan menujukkan pesan kepada Kapolsek Rendang.

Video ini diambil di ruang ICU RSUP Sanglah pada 31 Januari 2021, pukul 20.00 WITA. Pasien mengaku awalnya sangat sehat lahir dan batin.

Namun, setelah terjangkit virus Covid-19, kondisinya memburuk dan membutuhkan alat bantu oksigen.

 

Ia berpesan bahwa Covid-19 benar-benar ada dan berbahaya.

"Saya Wayan Sudiarsa yang selama ini sehat luar biasa lahir dan batin. Dan hari ini sudah 21 hari terpapar Covid-19, saya perlu tegaskan dan beri tahu bahwa Covid-19 itu benar-benar ada dan tidak main-main," kata Sudiarsa dikutip dari video tersebut.

Sudiarsa melanjutkan, masyarakat yang bandel atau tak peduli dalam penerapan protokol kesehatan itu membahayakan orang lain.

Untuk itu, ia meminta polisi terus memberikan edukasi tentang penerapan protokol kesehatan.

"Mereka tak pernah merasakan ketika kita diisolasi, hidup sendiri, buang air semua di tempat tidur. Kita tak bisa apa-apa. Ini kalau dilepas, seperti ikan yang tak ada airnya tak bisa bernapas," kata dia.

Baca juga: Anggota DPRD Jember yang Pukul Ketua RT: Saya Merasa Sangat Bersalah, Saya Mohon Maaf

Ia melanjutkan, virus corona akan menyerang paru-paru setelah tubuh melemah.

"Di sanalah kita antara hidup dan mati. Jadi mohon kapolsek dan jajaran jelaskan ke masyarakat bahwa ini sungguh terjadi. Saya alami sendiri sekarang saya masih di ICU perawatan dan dibantu oksigen," katanya.

Ia kembali berpesan agar warga tak meremehkan virus corona. Ia meminta semuanya menjaga keselamatan keluarga.

"Anda tak bisa melihat keluarga anda lagi sampai dua alternatif, masih hidup bisa ketemu atau kita sudah terakhir. Tinggal anda tentukan pilihannya," kata dia.

 

Menurutnya, upaya pencegahan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, penting dilakukan.

Sebab penyebaran virus ini melalui droplet atau air liur. Kemudian, menempel di pintu tempat umum, pertokoan, ATM.

Jadi, ia meminta warga menyiapkan hand santizer dan menjaga kesehatan.

Baca juga: Alasan Ibu Kandung Tega Siram Anak 10 Tahun dengan Air Panas: Korban Tolak Buatkan Makanan...

Ia sekali lagi meminta kepada temannya yakni Kapolsek Rendang agar menyampaikan pesan ni ke masyarakat.

Hal ini agar masyarakat menyadari betapa beratnya ketika sudah masuk ruang isolasi. Para pasien Covid-19 sendiri di ruang isolasi.

Untuk konsultasi dengan dokter pun harus menggunakan pengeras suara.

Perawat yang masuk mengecek kondisi pasien memakai pakaian putih atau baju hazmat. Hanya mata yang terlihat. Sudiarsa menganalogikan kondisi ini seperti di dunia lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com