Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Dokter Meninggal Usai Divaksin, Polisi: Diduga Kuat Serangan Jantung, Bukan akibat Vaksin

Kompas.com - 25/01/2021, 19:55 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Polda Sumatera Selatan melakukan gelar perkara terkait tewasnya seorang dokter berinisial JF (49) di Palembang, pada Jumat (22/1/2021) kemarin sehari usai divaksin Covid-19.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi mengatakan, korban ditemukan meninggal di dalam mobilnya sekitar pukul 21.00 WIB di areal parkir minimarket di Kecamatan Ilir Barat 1, Palembang.

Ketika ditemukan, mobil yang dikendarai oleh JF dalam keadaan mesin mati dan kemudian pintu kaca sebelah kanan tempat mengemudi dalam keadaan terbuka.

Baca juga: Soal Dokter Palembang Ditemukan Tewas Sehari Usai Divaksin Covid-19, Ahli Forensik Menduga Serangan Jantung

Tangan kanan memegang dada kiri

Selain itu, hasil olah TKP tim identifikasi saat ditemukan tewas korban tertelungkup sebelah kiri dengan tangan kanan memegang dada sebelah kiri. Saat ditemukan wajah JF sudah membiru di bagian bibir dan bagian muka.

"Fakta di lapangan, ditemukan satu tablet obat merk Nitrokaf Retard  isi 10 butir, satu sudah tidak ada kemungkinan besar sudah dimakan," kata Supriadi di Polda Sumatera Selatan, Senin (25/1/2021).

"Setelah dikonsultasikan dengan ahlinya, obat tadi, ternyata itu obat jantung," jelasnya.

Baca juga: Diduga Sakit Jantung, Seorang Dokter Ditemukan Tewas Sehari Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Pemeriksaan CCTV

Tak hanya itu, petugas juga melakukan pemeriksaan CCTV yang ada di sekitar minimarket. Hasilnya, korban datang dan parkir di daerah tersebut sekitar pukul 08.05 WIB pada Jumat (25/1/2021) dan tak pernah keluar mobil.

Sekitar pukul 08.30 WIB, pihak keluarga korban pun sempat menghubungi JF melalui telepon namun tak kunjung dijawab sampai akhirnya ia ditemukan tewas di dalam mobil.

"Dari rekam jejaknya, korban juga tidak pernah ada permasalahan. Hasil visum, kita menemukan adanya bintik pendarahan di bola mata baik kanan dan kiri, dada, perut dan sebagian tubuh yang terlihat. Kemudian di sampaikan bahwa kita tidak menemukan unsur kekerasan kepada korban," ujarnya.

Baca juga: Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19

 

Pernah berobat jantung

Hasil visum itu menguatkan, jika JF meninggal sekitar pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB pada Jumat (22/1/2021).

"Korban meninggal karena mengalami kekurangan oksigen di tubuh, sangat memungkinkan korban meninggal karena serangan jantung," kata Kabid Humas.

"Kenapa ini menyebutnya, karena tiga bulan sebelumnya, korban mengalami nyeri dada dan berobat di salah satu dokter jantung di Palembang."

"Selain itu, juga menguatkan ditemukannya obat jantung satu tablet isi 10 butir dan satu butir sudah dikonsumsi."

 

Ditemukan meninggal dalam mobil

Diberitakan sebelumnya, seorang dokter berinisial JF (49) ditemukan tewas dalam mobilnya sendiri di sekitar kawasan salah satu minimarket yang berada di Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (22/1/2021) malam kemarin.

Warga yang menemukan JF dalam keadaan meninggal, langsung menghubungi pihak kepolisian sehingga jenazahnya pun dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk dilakukan visum.

JF sendiri diketahui sebelumnya sempat mengikuti proses vaksinasi pada Kamis (21/1/2021) kemarin.

Namun, dari hasil pemeriksaan luar, dokter forensik menemukan bintik merah pendarahan yang disebabkan kekurangan oksigen di sekitar mata, wajah, tangan dan dada.

"Dugaanya sakit jantung, bukan karena vaksin. Memang sehari sebelumnya korban ini sempat disuntik vaksin," kata Dokter forensik RS M Hasan Bhayangkara Palembang Indra Nasution , melalui sambungan telepon, Sabtu (23/1/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com