JAMBI, KOMPAS.com - Beberapa pekan terakhir banjir merendam ratusan rumah warga di Jambi.
Hujan dengan intensitas tinggi ini membuat satwa liar seperti ular dan buaya keluar, terbawa air ke permukiman padat penduduk.
Komunitas konservasi yang mencegah konflik satwa khususnya ular dengan warga, Ralu Jambee mencatat, dalam bulan ini masuk 29 laporan terkait hewan melata itu.
"Kalau banjir semua satwa keluar. Tapi yang dominan ular welang dan kobra. Buaya senyulong juga kami temukan," kata Boslan Tobing, pendiri Komunitas Ralu Jambee, Kamis (14/1/2020).
Boslan mengatakan, pihaknya mendapat 219 laporan temuan ular dan buaya periode Januari 2020 sampai Januari 2021.
Baca juga: Positif Covid-19, Direktur RSUD Mattaher Jambi Batal Divaksin
Tidak hanya meneror warga, keberadaan ular saat banjir telah menelan korban jiwa. Sedikitnya sudah tiga orang meninggal dunia karena gigitan ular kobra dan welang.
"Kami datang ke lokasi. Warga cerita ada yang meninggal dunia karena digigit ular dan tidak segera ditolong," kata Boslan menjelaskan.
Konflik ular dengan masyarakat ini harus segera diatasi. Untuk itu, Boslan dengan tim Ralu Jambee siap selama 24 jam menerima laporan warga.
Boslan menegaskan pihaknya tidak meminta bayaran dari pelapor atau masyarakat. Ralu Jambee bekerja atas nama kemanusiaan dan tidak meminta bayaran.
Untuk menambal kebutuhan alat keamanan dan akomodasi tim di lapangan, Boslan pun sudah merelakan motor istrinya dijual.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan