Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Jual Motor Istrinya demi Bantu Warga yang Diteror Ular Saat Banjir di Jambi

Kompas.com - 14/01/2021, 20:10 WIB
Suwandi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Beberapa pekan terakhir banjir merendam ratusan rumah warga di Jambi.

Hujan dengan intensitas tinggi ini membuat satwa liar seperti ular dan buaya keluar, terbawa air ke permukiman padat penduduk.

Komunitas konservasi yang mencegah konflik satwa khususnya ular dengan warga, Ralu Jambee mencatat, dalam bulan ini masuk 29 laporan terkait hewan melata itu.

"Kalau banjir semua satwa keluar. Tapi yang dominan ular welang dan kobra. Buaya senyulong juga kami temukan," kata Boslan Tobing, pendiri Komunitas Ralu Jambee, Kamis (14/1/2020).

Boslan mengatakan, pihaknya mendapat 219 laporan temuan ular dan buaya periode Januari 2020 sampai Januari 2021.

Baca juga: Positif Covid-19, Direktur RSUD Mattaher Jambi Batal Divaksin

Tidak hanya meneror warga, keberadaan ular saat banjir telah menelan korban jiwa. Sedikitnya sudah tiga orang meninggal dunia karena gigitan ular kobra dan welang.

"Kami datang ke lokasi. Warga cerita ada yang meninggal dunia karena digigit ular dan tidak segera ditolong," kata Boslan menjelaskan.

Konflik ular dengan masyarakat ini harus segera diatasi. Untuk itu, Boslan dengan tim Ralu Jambee siap selama 24 jam menerima laporan warga.

Boslan menegaskan pihaknya tidak meminta bayaran dari pelapor atau masyarakat. Ralu Jambee bekerja atas nama kemanusiaan dan tidak meminta bayaran.

Untuk menambal kebutuhan alat keamanan dan akomodasi tim di lapangan, Boslan pun sudah merelakan motor istrinya dijual.

Teror buaya

Tempat lain, Kelurahan Teluk Dawan, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi juga banjir.

Buaya dengan panjang hingga lima meter sempat muncul ke permukaan di tengah banjir yang merendam rumah warga.

Air yang meluap dari sungai baru sekitar 50-70 cm. Kemunculan buaya di daerah ini lantaran Kelurahan Teluk Dawan memang habitat buaya berukuran besar.

Dengan terus meningkatkan muka air, kemunculan buaya untuk pertama kali saat banjir ini meresahkan warga setempat.

"Air merendam pemukiman warga. Ada sekitar lima RT terkena banjir. Sudah seminggu ini," kata Joni Iskandar, warga Kelurahan Teluk Dawan melalui sambungan telepon.

Dia mengatakan terkait kemunculan buaya, pemerintah setempat telah mengeluarkan imbauan agar warga menjauhi tempat berbahaya, dan anak-anak tidak berenang dalam banjir.

Sementara itu, Kepala BKSDA Jambi Rahmat Saleh menuturkan akan menurunkan tim ke lapangan terkait kemunculan buaya pada saat banjir merendam rumah penduduk di Kelurahan Teluk Dawan.

Dia menjelaskan sungai-sungai yang berada di Teluk Dawan memang menjadi tempat buaya berukuran besar.

"Buaya itu keluar karena sifat alaminya, untuk berkembang biak atau mencari makanan," kata Ramhat lagi.

Baca juga: Video Viral Detik-detik Evakuasi 5 Penumpang Mobil yang Terjebak Banjir Sungai Batang Limun Jambi

Selanjutnya, BKSDA Jambi juga mendukung upaya penyelamatan masyarakat dari gangguan ular, seperti yang dilakukan Ralu Jambee.

"Iya. Mulia yang dilakukan Ralu Jambee. Kita harus bersama-sama mengatasi persoalan konflik satwa dengan manusia," tutup Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com