Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragis, TKW Usia 14 Tahun Dibunuh dan Diperkosa di Malaysia, Pelaku Diduga Tetangga Kontrakan

Kompas.com - 29/12/2020, 15:25 WIB
Rachmawati

Editor

"Saya heran, karena biasanya nelpon setiap magrib. Tapi minggu terakhir itu dia nggak nelpon-nelpon," katanya kepada Tribun-Medan.com, Senin (28/12/2020).

Ia kemudian mendapatkan kabar dari Dinda kakak Lsyang sama-sama tinggal di Malaysia. Dinda mengatakan Ls mengganti nomor WhatsAppanya.

"Kata kakaknya si Dinda, Ls ganti nomor WhatsApp, kemudian dia kabarilah kalau Ls baik-baik saja," ujarnya.

Sang Ibu bercerita ia sempat terkejut dengan status Ls di media sosial yang menyebut akan dipinang oleh malaikat maut.

Baca juga: Fakta Temuan Jasad TKW Asal Tangerang dalam Koper di Arab Saudi...

"Aku akan dipinang malaikat maut, aku akan di bawa oleh malaikat maut, aku dipinang dengan kain putih. Itupun nggak dikirimnya, setelah ini baru ketahuan," katanya.

Sri mengaku, saat Hari Ibu 22 Desember 22020 atau satu hari sebelum Ls meninggal dunia, Sri Dewi juga tidak berkomunikasi dengan anaknya.

"Hari Ibu, nggak ada komunikasi dengan dia. Karena ganti WA. Kenapa FB Ls nggak ada timbul? Itulah Dinda kasih tahu kalau Ls ganti WhatsApp," katanya.

Baca juga: Kisah TKW Indramayu Meninggal di Malaysia karena TBC, Kabur dari Majikan dan Dirawat Pria Myanmar

Di hari kejadian pembunuhan anaknya, Sri Dewi mencoba menghubungi Ls untuk karena pintu kamarnya dikunci dari dalam dan Dinda tidak bisa masuk.

"Baru kejadian itulah kenapa nggak buka pintu," katanya.

Diakuinya, setelah beberapa saat, ia mendapatkan informasi bahwa Ls sudah meninggal dunia.

Baca juga: Jenazah TKW Tak Bisa Dipulangkan karena Agen Minta Rp 32 Juta

Menanam bunga kuburan di depan rumah

Sri Dewi bercerita sebelum kematian anaknya, ia menanam bunga yang biasa menjalan di kuburan.

Ia sempat diingatkan kerabatnya agar tidak menanam bunga tersebut di pekarangan karena pantangan dari orangtua.

"Katanya pamali, tapi tidak saya perdulikan. Saya tanam saja. Toh di sana orang belinya mahal, di sini tinggal cabut udah jadi," katanya.

Sri Dewi mengaku, dirinya juga merasa heran karena lebih senang menanam bunga kuburan berwarna kuning tersebut dibanding dengan bunga keladi yang sedang populer,

"Sayapun heran, kenapa kok lebih suka dengan bunga itu," katanya.

Baca juga: TKW Asal Sragen yang Disekap di Arab Saudi Akhirnya Pulang ke Kampung Halaman

Pengakuannya, beberapa hari sebelum meninggal dunia, Dewi kerap mimpi buruk hingga dia sudah tidak bisa menceritakannya satu per satu.

"Banyak memang mimpi buruk yang datang ke saya. Tapi saya sudah lupa, nggak ingat lagi mimpinya," katanya.

Saat menceritakan anaknya, Sri Dewi menahan air mata dan tatapannya terlihat kosong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com