Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Warga Merasa Aneh Melihat Bunga Itu, Tidak Ditanam dan Muncul Sendiri dengan Bau Busuk"

Kompas.com - 25/12/2020, 16:41 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanium) ditemukan mati sebelum mekar di Lagan Hilir Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Bunga langka yang dilindungi negara itu diduga mati karena dirusak warga.

Wali Nagari atau Kepala Desa Lagan Hilir Punggasan, Arpen mengatakan, bunga tersebut diperkirakan tumbuh pada Selasa (22/12/2020).

Menurutnya, oknum warga merusak tanaman itu pada Rabu (23/12/2020).

"Sekarang sudah mati," kata Arpen yang dihubungi Kompas.com, Jumat (25/12/2020).

Baca juga: Kepala Dinas Pertanian Denpasar Meninggal karena Covid-19, Sebelumnya Menderita Demam

Warga merasa aneh

Arpen menjelaskan, warga yang merusak tak tahu tanaman itu ternyata langka dan dilindungi negara.

Warga merasa aneh melihat tanaman tersebut. Apalagi, tanaman itu tumbuh sendiri.

"Warga merasa aneh melihat bunga itu. Tidak ditanam dan muncul sendiri dengan bau busuk," kata Arpen.

Warga sudah diingatkan

Kapolsek Lingo Sari Baganti Iptu Hardi Yasman mengatakan, polisi sempat melihat bunga itu sebelum dirusak pada Rabu (23/12/2020).

 

Polisi, kata dia, telah memberi tahu warga mengenai status bunga tersebut yang masuk kategori langka dan dilindungi negara.

Sehingga, warga harus menjaga bunga tersebut.

"Rabu pagi saya ke sana melihatnya dan sudah dipagar. Memang banyak warga yang memegang bunga itu dan tidak mengetahui bunga itu dilindungi," kata Hardi.

Hardi menduga ada dua penyebab tanaman itu mati, layu sendiri atau mati karena terlalu sering dipegang warga.

Ia mengaku melihat banyak warga yang memegang bunga tersebut. Tetapi, warga tak lagi melakukan hal itu ketika diberi tahu polisi.

Baca juga: Harapan di Tengah Pandemi: Kisah Kesembuhan dan Perjuangan di Baliknya

"Memang sebelumnya banyak warga yang memegangnya. Tapi setelah kita kasih tau, mereka tidak ada lagi yang memegang. Malahan warga sangat antusias dan memagar bunganya," kata Hardi.

Tiga hari lagi mekar

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Pesisir Selatan Bilmar menyayangkan bunga langka itu mati sebelum mekar.

Padahal, bunga itu akan mekar dalam hitungan hari.

"Bunga itu belum mekar. Diperkirakan mekar tiga hari lagi sebelum mati. Artinya, kalau hidup bunga itu akan mekar tiga hari lagi dan mampu bertahan tujuh hari sebelum layu. Ternyata bunga itu diduga dirusak warga sehingga mati sebelum mekar," kata Bilmar.

 

Bilmar menyayangkan masih banyak warga yang tak tahu dengan status bunga itu. Apalagi, warga juga tak melaporkan tanaman itu kepada BKSDA.

"Tidak ada yang menyampaikan ke BKSDA sehingga kami tidak tahu. Bunga itu tumbuh di lahan warga bukan di hutan konservasi sehingga kami butuh informasi," kata Bilmar.

Baca juga: Diduga Dirusak Warga, Bunga Langka yang Dilindungi Negara Mati Sebelum Mekar

Idealnya, kata Bilmar, warga atau pemerintah nagari serta kecamatan menginformasikan kepadanya soal tanaman itu.

Sehingga, BKSDA bisa melakukan pengawasan.

"Jadi kita tahunya dari media sosial dan melihat foto-fotonya saja. Belum sempat turun ke lokasi," kata Bilmar.

(KOMPAS.com/Perdana Putra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com