Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Sekuriti Tebas Lengan Tangan Bosnya hingga Putus, Begini Kronologinya

Kompas.com - 14/12/2020, 19:50 WIB
Candra Setia Budi

Editor

 

KOMPAS.com - Kesal sering dimarahi, seorang sekuriti di Denpasar, Bali, berinisial HRN (37), nekat menebas lengan tangan IS (40), yang merupakan bos di tempatnya bekerja.

Usai melakukan aksinya, pelaku langsung kabur dan saat ini masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

Peristiwa itu terjadi di halaman kantor perusahaan tempatnya bekerja yang berada di Jalan Ikan Tuna III, Pelabuhan Benoa, Selasa (1/12/2020) lalu.

Baca juga: Niat Saya Baik Datang ke Sana, demi Melihat Kedua Mempelai Bahagia, Tersenyum Manis Keluar dari Bibirnya

Kapolsek Benoa Kompol Abdul Salim mengatakan, kejadian berawal saat pelaku melihat korban datang dengan mengendarai mobil.

Setelah parkir, pelaku kemudian mendatangi korban sambil membawa sebilah parang dan langsung mengayunkan parang ke korban sebanyak dua kali.

Akibat tebasan itu, tangan kiri korban putus dan punggungnya terluka. Usai melakukan aksinya, pelaku kemudian kabur.

"Iya putus (tangan kiri korban), tapi sudah dioperasi. Korban dibantu oleh karyawan ke rumah sakit dan hingga saat ini sedang dirawat," uajrnya saat dihubungi, Senin (14/12/2020).

Baca juga: Dendam Sering Dimarahi, Sekuriti Tebas Lengan Bosnya hingga Putus

Dari keterangan sejumlah saksi, kata Abdul Salim, aksi yang dilakukan pelaku dendam kepada korban karena sering dimarahi.

Sementara, untuk senjata tajam yang digunakan pelaku untuk menebas korban sudah dipersiapkannya.

Saat ini polisi masih melakukan pengejaran terhadap pelaku.

"Pelaku masih dalam pengejaran. Anggota kita masih di lapangan," katanya.

Baca juga: Kronologi Mobil Patroli Polisi Tertabrak Kereta yang Mengakibatkan 2 Polisi Tewas

 

(Penulis Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com