Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Hoaks Aliran Lahar Dingin Gunung Semeru Beredar di Medsos

Kompas.com - 04/12/2020, 20:30 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan aliran lahar dingin hingga memutus akses jalan beraspal beredar di media sosial Twitter.

Salah satu akun pengunggah video itu menyebutkan bahwa aktivitas lahar dingin itu terjadi akibat letusan Gunung Semeru.

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sarif Hidayat mengatakan, gambar di dalam video itu bukan di kawasan Gunung Semeru.

Video itu hoaks alias miss konteks dengan narasi yang dibangun.

Baca juga: Gunung Semeru Kembali Muntahkan Lava Pijar

Sarif menduga, aliran lahar dingin yang memutus jalan seperti di dalam video itu merupakan kejadian di luar negeri.

"Informasi pastinya sih tidak tahu di mana. Sepertinya di luar negeri itu. Dilihat dari tiang listrik dan mobil-mobilnya sepertinya bukan di Indonesia. Tapi, saya tidak tahu pasti lokasinya," kata Sarif, melalui sambungan telepon, Jumat (4/12/2020).

Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi mengungkapkan hal yang sama.

"Itu hoaks," kata Wawan, melalui pesan singkat.

Hadi menuturkan, aliran lahar dingin sisa material letusan Gunung Semeru memang terjadi pada Kamis (3/12/2020). Namun, tidak seperti dalam video itu.

Lahar dingin terjadi karena intensitas hujan yang lebat di kawasan Gunung Semeru.

"Kemarin muncul (aliran lahar dingin). Kemarin lahar dingin karena sisa material yang ada di Curah Kobokan kan banyak. Sehingga itu meleleh dan mengakibatkan terjadinya lahar dingin. Kemarin intensitas hujannya tinggi. Tapi tidak lama," kata dia.

Sementara untuk hari ini tidak ada arus lahar dingin karena intensitas hujan yang turun tidak deras.

"Sekarang tidak, karena hujannya enggak deras," kata dia.

Baca juga: BNPB: Jalur Evakuasi di Gunung Semeru Harus Segera Dibangun

Diketahui, pada Selasa (1/12/2020), Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran pada pukul 01.23 WIB yang diikuti oleh awan panas letusan pada 01.45 WIB.

Awan panas letusan itu berlangsung hingga pukul 04.33 WIB dengan jarak luncur 11 kilometer.

Saat itu, sebanyak 550 warga yang terdampak mengungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com