Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Tingginya Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng, Penyebab Kenaikan hingga Ganjar Memprotes

Kompas.com - 02/12/2020, 08:14 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Jawa Tengah disebut mengalami lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini.

Bahkan, Satgas Covid-19 merilis penambahan kasus di Jateng meningkat sebesar 2.063 dalam satu hari pada Minggu (29/11/2020).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun menolak jika provinsi yang dipimpinnya disebut sebagai biang kerok pemicu lonjakan Covid-19.

Baca juga: Sepekan, Angka Kematian Akibat Covid-19 Melonjak 35,6 Persen, Jawa Tengah Tertinggi

Akui memang ada kenaikan, ini penyebabnya

Gubernur Jawa Tengah Ganjar PranowoKOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Ganjar mengakui memang ada kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Jawa Tengah.

Hanya saja, angka kenaikannya tidak sama dengan yang dirilis oleh pusat.

Kenaikan kasus Covid-19 di Jateng, tutur Ganjar, disebabkan dampak libur panjang pada Oktober 2020 lalu.

"Indikasinya (kenaikan kasus) apa? Ya Liburan, mereka pergi ke banyak tempat," kata Ganjar.

Penyebab lainnya, banyak masyarakat yang masih belum disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Indikasi berikutnya tidak disiplin, maka akan disiplinkan," ujar dia.

Baca juga: Ganjar Minta Pemerintah Pusat Sajikan Data Covid-19 Secara Real Time

 

Tingkat keterisian ruang isolasi melebihi 60 persen

Ganjar mengatakan, saat ini keterisian ruang isolasi di Jateng sudah melebihi 60 persen.

Atas dasar perhitungan tersebut, Ganjar mempersiapkan penambahan ruang isolasi serta ICU.

"Untuk persentasenya ICU 58,61 persen, isolasi 76,73 persen. Hitungannya kalau sudah lebih dari 60 persen mesti siap-siap," kata dia.

Pertama, Ganjar akan menambah tempat tidur untuk ruangan ICU hingga isolasi.

Skenario terakhir, memanfaatkan hotel hingga rumah sakit darurat.

"Tambah dulu tempat tidur untuk ICU sama isolasi baik di rumah sakit atau yang mandiri. Untuk yang mandiri karena banyak yang di rumah tidak nyaman sekarang siapkan. Hotel yang siap ya siapkan, nanti kita bayar. Isolasi di sana kan (hotel) nyaman, beda kalau di stadion," ujar dia.

Baca juga: Jateng Disebut Biang Kerok Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia, Ganjar: Saya Protes

6 daerah di Jateng dengan peningkatan terbanyak

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona
Di Jateng, hingga Selasa (1/12/2020) jumlah kasus aktif positif Covid-19 tercatat mencapai 8.998 orang.

Ganjar pun mengungkap enam daerah dengan peningkatan kasus Covid-19 terbanyak.

Enam daerah itu adalah Kota Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Kendal, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Magelang.

Meski demikian, ia tetap meminta seluruh daerah di Jateng untuk waspada.

"(Terbanyak) masih Semarang, tapi sebenarnya kalau saya sekarang tidak ada zona merah, kuning, oranye, hijau. Pokoknya saya minta semua daerah hati-hati kalau ada kasus, jangan seolah-olah bebas, nanti dulu," ujar Ganjar.

Baca juga: 5 Fakta Rumah Mahfud MD Didemo Massa, Diduga Terkait Rizieq Shihab hingga Ibunda Diungsikan

 

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menghadiri Rapat Koordinasi (Rakoor) penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa (1/12/2020).DOK. Humas Pemprov Jateng Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menghadiri Rapat Koordinasi (Rakoor) penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa (1/12/2020).
Tak mau disebut biang kerok peningkatan kasus Covid-19

Setelah Satgas Covid-19 merilis Jawa Tengah sebagai daerah tertinggi perihal peningkatan kasus Covid-19, beberapa pihak menyebut Jateng sebagai biang kerok.

Ganjar tak terima jika Jateng dianggap demikian.

Sebab menurutnya, data yang dirilis tak sama dengan data Dinas Kesehatan Jateng.

Satgas Covid-19 pusat menyatakan lonjakan kasus di Jateng pada Minggu (29/11/2020) sebesar 2.063.

Ganjar menjelaskan, angkanya tidak sebesar itu.

"Saya mau protes dulu, Jateng biang kerok diomong pemicu lonjakan. Padahal saya bisa jelaskan udah tahu 844 kok bisa 2.063 itu dari mana? Itu diomong pemicu lonjakan," kata dia.

Kenaikan memang diakui terjadi, hanya saja tidak sama dengan angka pemerintah pusat.

Kekeliruan itu ditemukan setelah dilakukan penelusuran.

Menurutnya terdapat data ganda atau data delay.

"Kalau lonjakan dulu 300, 500, 800 betul. Indikasinya apa? Ya liburan, pergi ke banyak tempat," kata dia.

"Maka semua bicaranya pada angka 2063, itu datane keliru. Kemudian setelah kita kupas dari satu-satu yang terjadi memang ada yang data ganda, delay baru masuk. Itulah yang saya konfirmasi di depan," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Dony Aprian, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com