Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Senin, Penggali Makam Jenazah Covid-19: Suka Tidak Tenang, Tiba-tiba Ditelepon Ada yang Meninggal

Kompas.com - 01/12/2020, 10:57 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Menjadi petugas penggali makam Covid-19 bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebab, para petugas ini harus selalu siap jika ada warga yang meninggal akibat virus corona.

Tak hanya itu, petugas penggali ini pun mengaku tak tenang jika sedang berpergian ke luar rumah.

Pasalnya, mereka harus buru-buru pulang ke rumah jika ditelepon ada pasien yang meninggal.

Baca juga: Dibantu Sang Istri, PDP di Tegal yang Baru Pulang dari Jakarta Kabur dari Ruang Isolasi RS

Hal inilah yang dirasakan Senin (46), warga Jalan Serayu, Kelurahan Tanah Merah, salah satu penggali kubur jenazah Covid-19 di Samarinda, Kalimantan Timur.

“Suka tidak tenang. Mau ke pasar saja, tiba-tiba ditelepon cepat ke lokasi ada yang meninggal,” kata Senin saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/11/2020).

Bukan itu saja, kata Senin, malam hari saat sedang tidur pun sering mendapat kabar pemakaman jenazah Covid-19.

“Kadang baru tidur setengah jam, sudah dibangunin, kita segera bangun menuju lokasi, walaupun dini hari kita harus turun karena tanggung jawab,” ujarnya.

Baca juga: Kesedihan Penggali Makam Jenazah Covid-19: Kadang Kami Menangis Mengubur Bayi

Dalam menjalani tugasnya, Senin tidak sendiri, ia dibantu delapan rekannya. Mereka mendapat tugas sebagai penggali makam Covid-19 dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Samarinda.

Setiap harinya, mereka bekerja di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jannah Raudlatul Jannah, Jalan Serayu, Kelurahan Tanah Merah, Samarinda.

Kata Senin, dalam satu hari mereka harus menyiapkan enam liang lahat untuk jenazah pasien Covid-19 yang meninggal. Satu liang diberi upah Rp 500.000.

Baca juga: Ini Alasan Ketua RT Tolak Pemakaman Perawat di Semarang

Jika dalam sehari lubang-lubang yang disiapkan terisi penuh, lanjut Senin, mereka pun harus menyiapkan lubang baru.

“Begitu seterusnya. Pokoknya setiap hari ini pasti ada lubang kosong yang kita siapkan,” ungkapnya.

Masih dikatakan Senin, pada pertengahan Oktober 2020 lalu, mereka pernah memakamkan 10 jenazah dalam satu hari. Mereka pun terpaksa menyiapkan lubang secara mendadak.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Kalteng, Kaltim, Kaltara, Gorontalo, Sulbar, Sulsel, dan Sultra 30 November 2020

Senin mengaku kadang lelah dan sedih dengan kondisi ini. Ia pun berharap kasus ini segera berakhir.

“Kadang kami meneteskan air mata melihat kubur jenazah yang enggak ada habisnya. Kami harap ini segera berakhirnya,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Taman dan Makam Dinas Perumahan dan Permukiman, Surya mengatakan, total tim penggali ada 9 orang.

Baca juga: Sebelum Kabur Dibantu Sang Istri, PDP di Tegal Sempat Minta Ditempatkan di Ruang Berbeda

Tugas mereka, sambung Surya, menggali dan menutup liang lahat.

Dari 9 orang tersebut, lanjutnya, dua orang jadi koordinator.

“Mereka selalu siapkan enam lubang kubur setiap harinya. Sejuah ini lancar saja, nyaris enggak ada kendala di lapangan,” jelasnya.

“Tapi kami harap mudah-mudahan segera berakhir dan enggak ada lagi kematian,” sambungnya.

Baca juga: PDP di Tegal yang Kabur Dibantu Sang Istri dari Ruang Isolasi Rumah Sakit Akhirnya Ditemukan

 

(Penulis : Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com