Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesonanya Sempat Memudar, Kini Si Cantik Ikan Louhan Kembali Dilirik

Kompas.com - 12/11/2020, 19:25 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Medio 2000-2002, ikan louhan sempat menjadi primadona.

Saat itu, harganya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Namun, setelah itu pesonanya terus memudar.

Saat pandemi Covid-19, pesona ikan louhan perlahan kembali terpancar. Sejumlah kontes ikan louhan mulai digelar kembali untuk menarik para pehobi.

Baca juga: Siapa Sangka, Hobi Steven Mengoleksi Tanaman Karnivora Mampu Hasilkan Cuan Jutaan Rupiah

Jimi, salah satu anggota Bali Louhan Community mengatakan, saat pandemi ini mulai banyak kompetisi-kompetisi louhan yang diadakan di Bali.

Hal ini untuk memantik orang-orang baru agar menyukai lohan.

"Jadi agar komunitas membesar dan orang baru datang dan melihat. Agar orang mau mencoba mulai dari awal," katanya usai pembukaan Bali Louhan Competition di Dharmanegara Alaya, Lumintang, Denpasar, Bali, Rabu (11/11/2020).

Ia mengatakan pesona lohan sekarang sudah kembali naik. Sebab ada perubahan seperti makin banyaknya persilangan dan hasilnya.

Baca juga: Berhenti Jadi Sopir karena Pandemi, Kini Rian Sukses Beternak Cacing dengan Omzet Jutaan Rupiah

Hal ini membuat louhan kian menarik karena warna, bodi, dan jenong di kepala.

"Kalau louhan sukanya warna, ini kita bilang keindahan," katanya.

Baca juga: Dulu Berakhir di Meja Makan, Kini Gabus Jadi Ikan Hias Seharga Rp 35 Juta

Sepengetahuannya, louhan awalnya dikembangkan di Malaysia dan Thailand. Ikan ini merupakan hasil persilangan ikan-ikan predator.

Saat itu hanya ada dua jenis louhan, yakni cencu dan chinghwa. Namun, kini sudah berkembang dengan puluhan jenis hasil persilangan.

Pehobi louhan lainnya, Kadek Ardiana mengaku menyukai ikan ini sejak 2018 karena keindahannya.

"Perawatannya juga, makanan juga pakai pelet cukup," kata dia.

Dia pernah membeli ikan louhan seharga Rp 8 juta. Ini karena indukannya sering juara.

Ada beberapa penilaian jika louhan diikutkan lomba, yakni muka, bodi, ikan, bintik-bintik mutiara yang ada di tubuh, corak, serta warna ikan.

Memelihara louhan

Yuda Bela Raga, pemilik AAF Mini Farm louhan di Denpasar mengatakan, ada kesulitan memelihara louhan, yakni menjaga suhu air.

Salah satu pehobi menyaksikan Bali Louhan Competition di Dharmanegara Alaya, Lumintang, Denpasar, Bali, Rabu (11/11/2020). Kompas.com/ Imam Rosidin Salah satu pehobi menyaksikan Bali Louhan Competition di Dharmanegara Alaya, Lumintang, Denpasar, Bali, Rabu (11/11/2020).

Ikan jenis ini harus dipelihara dengan suhu air 28 hingga 32 derajat celsius. Sehingga pemilik harus memiliki alat penjaga suhu yang disebut heater.

"Cuma itu kesulitannya. Kalau kita tak pakai alat heater itu, louhan bisa gampang sakit kena jamur," katanya.

Air aquarium juga harus diperhatikan. Idealnya pH air adalah 6,5 sampai 7,5.

"Kalau air kan sama kaya udara bagi ikan. Kalau jelek, ya semua kena," ungkapnya.

Sejak 2015 membudidaya louhan, Yuda berualangkali mengalami kerugian. Misalnya, ratusan ikan yang tengah dibesarkannya mati karena pH dan suhu airnya tak tepat.

Saat ini ia mempunyai empat indukan louhan jenis chencu. Sekali bertelur, indukan ini bisa menghasilkan 300 hingga 500 ekor.

Kemudian dibesarkan hingga dua sampai tiga bulan dan siap dijual dengan ukuran 5-6 sentimeter.

Untuk pakan tak terlalu sulit karena louhan bisa diberi makan potongan jantung sapi, pelet, udang, dan cacing beku.

Soal pesona louhan yang meredup sekitar tahun 2002, dia menilai karena banyak pembudidaya yang hanya mengejar kuantitas.

Mereka hanya memburu jumlah tanpa memikirkan kualitas ikan yang dihasilkan.

Akibatnya, ikan louhan saat itu banyak di pasaran dengan harga yang murah.

"Kalau kita louhan sekarang menggunakan indukan yang berkualitas agar anakannya berkualitas. Kalau dulu kan 2002 rusak, orang asal-asalan berternak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com