Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemunculan Binatang yang Dikira Beruang Membuat Heboh Warga di Agam

Kompas.com - 28/10/2020, 22:29 WIB
Perdana Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Warga Kampung Pinang, Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, dihebohkan dengan penemuan seekor satwa langka yang dilindungi, yakni binturong (Arctictis binturong).

Hewan langka itu masuk ke kebun milik warga yang bernama Martinis, Selasa (27/10/2020), sekitar pukul 19.00 WIB.

Kemudian warga menangkapnya.

Kemunculan hewan ini sempat membuat heboh warga setempat.

Baca juga: Kemunculan Sosok Menyeramkan Saat Operasi Zebra di Lampung

Sebab, warga awalnya menyangka bahwa hewan itu adalah seekor beruang, sehingga langsung melaporkannya ke Camat Lubuk Basung, Harmezi.

"Kemudian Pak Camat melaporkannya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agam," kata Pengendali Ekosistem BKSDA Agam Ade Putra saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/10/2020).

Setelah mendapat laporan itu, menurut Ade, pihaknya langsung turun ke lokasi untuk melakukan identifikasi.

"Hasil identifikasi jenis, diketahui satwa tersebut adalah binturong dengan jenis kelamin betina, berusia 4 tahun, dengan panjang dari kepala sampai ekor mencapai 130 sentimeter dan berat 15 kilogram," kata Ade.

Baca juga: Kasus Bahar bin Smith pada 2018, Korban Baru Cabut Laporan Mei 2020

Selanjutnya, satwa langka dan dilindungi itu dibawa ke Kantor BKSDA di Lubuk Basung untuk dilakukan observasi.

Binturong adalah jenis satwa mamalia dari keluarga musang yang memiliki ekor panjang dan tubuh yang besar.

Panjang tubuhnya mencapai 60 hingga 95 sentimeter, serta panjang ekor mencapai 50 hingga 90 sentimeter.

Berat binturong antara 6 sampai 14 kilogram, bahkan hingga mencapai 20 kilogram.

Bulu atau rambut binturong panjang dan kasar dengan warna hitam kecokelatan, disertai uban keputih-putihan atau kemerahan yang merupakan pembeda dengan musang

Satwa ini adalah hewan nokturnal yang aktif pada malam hari.

Baca juga: Komunitas Tari Rayakan Ulang Tahun, 18 Orang Positif Corona

 

Binturong termasuk hewan arboreal dan terestrial, sebab ia sering berada di atas pohon, namun juga turun ke tanah di hutan.

Binturong mempunyai beberapa ciri khas seperti ekor yang dapat berfungsi sebagai kaki kelima untuk berpegangan pada dahan-dahan pohon, serta memiliki organ berupa penis palsu (pseudo-penis) pada binturong betina.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106 Tahun 2018 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Binturong termasuk ke dalam jenis satwa dilindungi.

"Saat ini satwa binturong tersebut telah dilepasliarkan oleh BKSDA di dalam kawasan hutan cagar alam Maninjau setelah dipastikan kondisinya sehat dan layak untuk dikembalikan ke habitatnya," kata Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com