KOMPAS.com - DE perempuan usia 42 tahun ditemukan tinggal di gorong-gorong sebelah utara Taman Makam Pahlawan Curastana, Buleleng Bali setelah meninggalkan rumah sejak Januari 2020 lalu.
DE diduga depresi karena orangtuanya meninggal dunia dan masalah internal keluarganya.
Selama dua bulan tinggal di gorong-gorong, DE kadang diberi makanan oleh warga setempat. Warga yang melihatnya kemudian melaporkan keberadaan DE ke Dinas Sosial Buleleng.
Baca juga: Tinggalkan Rumah, Perempuan Ini Hampir 2 Bulan Tinggal di Gorong-gorong
Petugas kemudian menjemput perempuan berusia 42 tahun tersebut pada Jumat (18/9/2020).
Menurut Kasat Pol PP Buleleng I Putu Artawan, DE tidak merespon dan memilih diam saat akan dievakuasi.
"Informasi dari warga diam saja di sana (dua bulan). Kadang diberi warga makan tiap hari," katanya saat dihubungi.
Setelah dibujuk petugas, DE kemudian mau naik ke mobil Dinas Sosial. Setelah dievakuasi, DE dibersihkan dan diberi makan.
Baca juga: Pria Minum Darah Sapi Kurban yang Disembelih, Depresi Ditinggal Istri, Tak Terkait Corona
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Buleleng Putu Kariaman Putra mengatakan DE masih bisa diajak bicara terkait identitas dan alamat rumahnya.
Oleh petugas, DE kemudian diantarkan pulang ke rumahnya di Banjar Dinas Bingin Banjah, desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali.
"Kita ajak ngobrol masih nyambung. Mungkin seperti depresi saja kita belum bisa memastikan," kata dia.
Baca juga: Diduga Depresi, Ibu Positif Covid-19 Kabur dan Tinggalkan Bayinya di Rumah Sakit
Kariaman mengatakan, DE masih dalam pengawasan Dinas Sosial Buleleng. Rencananya awal pekan depan, petugas akan datang ke rumah DE untuk melakukan pendampingan.
Jika depresi DE masuk kategori berat maka ia akan dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa di Bangli untuk penanganan khusus.
Walaupun DE sudah meninggalkan rumah sejak Januari 2020 lalu, pihak keluarga tidak pernah melapor ke polisi. Terkait hal tersebut Dinsos belum jauh bertanya ke pihak keluarga.
"Kita belum bertanya sejauh itu agar tak memperkeruh suasana. itu yang perlu kita monitoring dan pendampingan," katanya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Imam Rosidin | Editor: Khairina)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.