Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Tertutup ke Satgas, Kasus Covid-19 Diprediksi Jebol dari Klaster Pekerja Pabrik

Kompas.com - 19/09/2020, 17:24 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Di Probolinggo, kasus Covid-19 diprediksi mengalami ledakan dari klaster pekerja pabrik.

Satgas Penanganan Covid-19 Probolinggo selama ini merasa kesulitan memantau kondisi perusahaan.

Pabrik diduga menyimpan data hasil swab dan tidak terbuka kepada pemerintah.

Namun ketika terjadi lonjakan, perusahaan baru mau membuka data mereka.

"Lihat saja nanti. Jebol salah satu pabrik ini, akan ada ledakan jumlah penambahan karyawan positif Covid-19," kata Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto, Jumat (18/9/2020).

Baca juga: Menyoal Prediksi Ledakan Pasien Covid-19 dari Karyawan Pabrik di Probolinggo

Khawatir ditutup

Ilustrasi virus corona, gejala virus corona, gejala Covid-19, pasien virus coronaShutterstock/Petovarga Ilustrasi virus corona, gejala virus corona, gejala Covid-19, pasien virus corona
Ugas mengatakan perusahaan awalnya menutupi kasus Covid-19 karena khawatir pabrik akan ditutup.

Sebab ketika ada satu kasus, maka akan banyak pekerja lain yang di-tracing dan harus dikarantina sampai hasil swab keluar.

Bahkan ketika hasil mereka positif Covid-19, perusahaan dipastikan harus lockdown.

"Contoh, salah satu pabrik rokok awalnya kan tertutup. Tapi, mereka berpikir lagi, daripada menanggung risiko besar dengan tidak berjalannya perusahaan dikarenakan seluruh karyawan terjangkit, akhirnya pabrik itu melakukan lockdown. Kalau karyawan sakit semua, tidak bisa jalan pabriknya," ujar Ugas.

Baca juga: Prediksi Ledakan Kasus Covid-19 dari Karyawan Pabrik Benar-benar Terjadi

 

Ilustrasi penyebaran virus coronaShutterstock Ilustrasi penyebaran virus corona
Operasi yustisi sasar pabrik rokok

Ugas mengatakan akan menyasar pabrik rokok sebagai lokasi operasi yustisi.

Pihaknya akan terlebih dahulu mengarahkan operasi ke pabrik yang berpotensi besar menjadi klaster penularan.

Dia berharap perusahaan-perusahaan mau terbuka dengan pemerintah agar bisa mencegah ledakan kasus.

Satgas menginginkan agar kasus Covid-19 di klaster pabrik dapat dihentikan.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar dan Kalsel 19 September 2020

Tambahan 85 persen dari klaster pabrik

Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19SHUTTERSTOCK/FunKey Factory Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Probolinggo Dewi Veronica, menyebut ada tambahan pasien positif sebanyak 145 orang, Jumat (18/9/2020).

Sebanyak 85 persen adalah karyawan pabrik, atau diperkirakan 123 orang positif.

"Saat ini klaster pabrik menjadi penyumbang terbesar kasus positif corona di Kabupaten Probolinggo. Satgas melakukan sejumlah langkah," kata Vero dalam siaran pers yang diterima Jumat malam.

Pihaknya akan melokalisasi pabrik yang karyawannya terpapar Covid-19 dan menutup operasional sementara.

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 Bertambah 4.168, Indonesia Kembali Catat Rekor Kasus Harian

 

Ilustrasi infeksi virus corona. Gunakan masker saat muncul gejala Covid-19.Shutterstock Ilustrasi infeksi virus corona. Gunakan masker saat muncul gejala Covid-19.
Upaya pencegahan

Satgas Covid-19 meminta setiap pabrik melakukan surveilans dan tes PCR/TCM yang efektif untuk segera bisa memisahkan orang sakit atau bergejala.

Bagi karyawan yang sakit akan dirawat di rumah sakit.

Satgas pun akan melakukan tracing kontak, baik di lingkungan pabrik maupun pada keluarga atau komunitasnya.

Selanjutnya pihaknya akan melakukan sosialisasi secara masif terkait penegakan hukum kepada manajemen pabrik agar melakukan protokol kesehatan secara konsisten.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol | Editor: David Oliver Purba, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com