Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yohanis Mata, Selamat dari Kecelakaan Kapal, 50 Tahun Terpisah dari Keluarga

Kompas.com - 03/09/2020, 14:42 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sebuah video pertemuan haru antara Yohanis Mata (83) dengan keluarganya di Desa Hallapadji, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), viral di media sosial.

Bagaimana tidak, Yohanis yang berprofesi sebagai pemulung di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, sudah 50 tahun tidak pernah bertemu sanak saudaranya.

Puluhan tahun Yohanis tak pernah kembali ke kampung halamannya. 

Yohanis merupakan salah satu korban selamat dari tragedi tenggelamnya Kapal Motor (KM) Tenggiri dalam pelayaran dari Sabu ke Kota Kupang pada 1970.

Pria itu kembali bertemu keluarganya setelah difasilitasi tim relawan dan juga Pemerintah Kabupaten Sikka dan Kabupaten Sabu Raijua.

Baca juga: Usai Demo di Kantor Gubernur, Seorang Mahasiswa Diculik Orang Tak Dikenal

Video pertemuan Yohanis dengan adik kandungnya Wolo Barry dan keluarga besar, diunggah ke media sosial oleh salah seorang relawan, Yance Lia.

Yance Lia yang mengantar langsung kepulangan Yohanis dari Maumere menuju Sabu Raijua dengan menumpang kapal laut, mengaku larut dalam suasana haru saat pertemuan itu.

"Suasana saat pertemuan itu sangat mengharukan. Siapa pun yang melihat langsung atau menonton video saya pasti air matanya akan menetes," ungkap Yance, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (3/9/2020).

Korban kapal tenggelam

Yance pun menceritakan kisah tragis yang dialami Yohanis. Semua bermula saat Yohanis menjadi korban tenggelamnya KM Tenggiri pada 1970.

Yohanis yang selamat terdampar seorang diri di wilayah Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka.

Setelah itu, Yohanis berjalan kaki dari Paga menuju Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.

"Saat berada di Maumere, Bapak Yohanis, berkenalan dengan sejumlah pengrajin parang dan pisau. Apalagi Yohanis punya keterampilan membuat pisau dan parang, sehingga dia diajak tinggal dengan mereka," ungkap Yance.

PHOTO:Yohanis Mata (83) saat bertemu dengan adik kandungnya Wolo Barry, setelah 50 tahun tak pernah bertemuDokumen Yance PHOTO:Yohanis Mata (83) saat bertemu dengan adik kandungnya Wolo Barry, setelah 50 tahun tak pernah bertemu
Yohanes tinggal di rumah para penjual parang dan pisau di Kampung Keduwair, Desa Manubura, Kecamatan Nele.

Lima tahun tinggal di Kampung Keduwair, Yohanis memutuskan ke Kota Kupang melihat istri dan putranya.

Namun, Yohanis tak berhasil menemui istri dan anaknya. Sebab, mereka telah kembali ke Kabupaten Sabu Raijua.

Tak lama berselang, Yohanis menerima kabar kalau istrinya telah menikah lagi di Sabu Raijua.

Baca juga: Setelah Demo di Kantor Gubernur Maluku, Mahasiswa Diculik, Dipukuli, lalu Dilepaskan

"Memang saat itu ada miskomunikasi antara mereka. Sang istri mengira kalau Bapak Yohanis telah meninggal sehingga menikah lagi," kata Yance.

Yohanis lalu memutuskan kembali ke Maumere.

Ia pun tinggal di rumah seorang warga di Waerumbia, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, hingga puluhan tahun.

Selama puluhan tahun itu, Yohanis tak pernah berumah tangga. Ia memilih hidup sendiri.

Hingga akhirnya pada bulan Maret 2020 lalu, Yohanis jatuh sakit.

"Sehingga kami tim relawan melihat itu dan memprofil keadaan dia. Kami lalu mem-posting di media sosial, dengan harapan ada keluarga di Sabu bisa mengetahuinya," kata Yance.

Gayung pun bersambut. Unggahan Yance akhirnya mendapatkan respons dari sejumlah temannya di media sosial, termasuk Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke dan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo.

Bupati Sabu Raijua, turun langsung menjumpai adik kandung Yohanis yang bernama Wolo Barry di kampung halamannya.

Begitu juga dengan Bupati Sikka yang bergerak cepat dan langsung menemui Yohanis di kediamannya di Kelurahan Kota Uneng.

Bupati Sikka memfasilitasi pemulangan Yohanis dari Sikka ke Sabu Raijua. Seluruh biaya ditanggung Pemkab Sikka.

Baca juga: Diusung PDI-P di Pilkada, Eri Cahyadi Ajukan Surat Pengunduran Diri kepada Risma

"Selain bantuan dari Bupati Sikka dan Bupati Sabu Raijua. Kami pun banyak dapat bantuan informasi dari tim relawan kemanusiaan yakni Relawan Berbagi Inspirasi Community di bawah pimpinan saudara Econk Pareira," ujar dia.

Yohanis akhirnya dipulangkan pada Kamis (29/8/2020) melalui Kabupaten Ende. Yohanis didampingi Yance Lia dan Siprianus Enga Tela.

Tapi karena tidak ada penerbangan dan penyeberangan akibat cuaca buruk, mereka kemudian tinggal selama beberapa hari di Ende.

Mereka akhirnya berangkat dengan KM Umakulada dari Ende ke Sabu pada Senin (31/8/2020) pukul 09.00 WITA dan tiba di Pelabuhan Seba pada pukul 20.45 WITA.

Saat tiba di Desa Halllapadji, Kecamatan Liae, Yohanis diserahkan ke pihak Dinas Sosial Kabupaten Sabu Raijua dan Kepala Desa Halllapadji.

Menurut Yance, saat pertemuan dengan  adik kandungnya, Yohanis tak tahu kalau itu adalah adik kandungnya.

Sekitar setengah jam kemudian baru Yohanis tahu kalau itu adalah adik kandungnya saat dia bertanya.

Keduanya pun langsung berpelukan dan menangis. Semua yang hadir di lokasi pertemuan itu pun ikut menangis.

Baca juga: Megawati: Terima Kasih Mas Whisnu, Sudah Mendampingi Mbak Risma...

"Ini misi kemanusiaan kami yakni menghantar Bapak Yohanis ke kampung halamannya," kata Yance.

"Harapan kami, di masa tuanya Bapak Yohanis bisa berkumpul kembali bersama keluarganya.  Ini juga satu pembelajaran buat kita bahwa hubungan keluarga itu sangat penting," jelas Yance.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com