Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Harnanik, Terlanjur Disiapkan Liang Kubur dan Didoakan Suami, Ternyata Masih Hidup

Kompas.com - 26/08/2020, 16:10 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Keluarga mengaku sempat syok setelah mendapat informasi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluya, Blitar, bahwa Harnanik telah meninggal dunia, pada hari Senin (24/8/2020).

Namun, saat suami Harnanik menjemput jenazah di rumah sakit, perempuan warga Desa Bendowulung, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ternyata masih hidup.

Menurut salah satu putra Harnanik, Nanung Hermawah, ayahnya bahka sempat berdoa di depan jasad yang dikira ibunya.

"Semua (berkas rumah sakit) sudah ditandatangani, juga sudah melakukan doa-doa untuk jenazah," ujar Nanung.

Baca juga: RSUD Ngudi Waluyo Blitar Tutup Layanan Poli Gigi, Protokol Kesehatan Diperketat

Setelah itu, ayah Nanung segera pergi ke bangsal dan melihat Harnanik masih hidup.

"Terus lihat ke ruang isolasi, ternyata ibu saya masih ada di situ," kata Nanung.

Nanung mengatakan, ibunya dirawat karena menderita stroke ringan di rumah sakit tersebut sejak 10 hari lalu.

Saat perawatan, Harnanik mengeluh sesak napas. Tim medis pun memperlakukan Harnanik dengan prosedur Covid-19. Harnanik dirawat di ruang isolasi.

"Kalau ada sesak napas katanya (rumah sakit) mengarah ke Covid-19," kata Nanung saat dihubungi, Selasa (25/8/2020).

Baca juga: Diduga Paksa 14 Siswi SMP Kirim Video Bugil untuk Masturbasi, Mahasiswa Ini Akan Dites Kejiwaannya

 

Tempat tidur ditukar

Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo dr Herya Putra meminta maaf atas kesalahan identifikasi pasien meninggal tersebut.

Herya menjelaskan, awalnya Harnanik bersama dua pasien lain dirawat di ruang isolasi RSUD Mardi Waluyo.

Di ruangan itu, Harnanik (H) bersama pasien S sama-sama bersatus suspek Covid-19. Kondisi kesehatan mereka juga sama-sama menurun.

Baca juga: Cerita Pilu Nenek Pedagang Mangga dan Canang di Bali, Dibayar Pakai Uang Mainan dan Sempat Trauma

Lalu, perawat yang bertugas menukar posisi ranjang pasien S dengan H.
Tujuannya, agar ranjang pasien S mendapatkan sudut pandang yang lebih baik dari kamera pengawas yang dipasang di ruangan isolasi itu.

Ini karena kondisi dan keterbatasan akses di ruang isolasi.

"Akses ruang isolasi kan terbatas. Perawat juga harus pakai APD level tiga," kata dia.

Sayangnya, menurut Herya, pemindahan posisi ranjang itu tak dicatat dalam rekam medis pasien.

Baca juga: Dikabarkan Meninggal, Harnanik Ternyata Masih Hidup, Ini Penjelasan Rumah Sakit

 

Saat pergantian tugas jaga, perawat yang bertugas tak menyadari pemindahan itu.

Pada Senin, kondisi pasien S memburuk dan dinyatakan meningaal. Petugas jaga yang baru mengira pasien yang meninggal itu merupakan H.

"Kesalahan kami waktu dipindahkan tempat itu tidak tercatat di rekam medisnya," jelas Herya.

Pihak rumah sakit mengaku sudah meminta maaf kepada keluarga Harnanik.

Lalu, untuk hasil tes uji swab Harnanik masih belum keluar.

"Swab tanggal 17 (Agustus), hasilnya belum kami terima," kata Herya.

(Penulis: Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim, Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com