Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Tahap Pertama Uji Klinis Vaksin Covid-19, Begini Respons Ridwan Kamil

Kompas.com - 25/08/2020, 15:52 WIB
Dendi Ramdhani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah mengikuti satu dari lima tahap uji klinis vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020).

Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan, tahap pertama meliputi pemeriksaan kesehatan umum dan tes usap.

Selain Emil, Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar Ade Adhyaksa turut menjadi relawan dalam uji vaksin itu.

Baca juga: Ternyata Ini Alasan Ridwan Kamil Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Menurut Emil, hasil pemeriksaan kesehatan ini akan menentukan apakah setiap relawan bisa melanjutkan ke tahap kedua atau tidak.

"Selama kunjungan pertama ini kami dicek kondisi kesehatan dari mulai tinggi badan, berat badan, wawancara riwayat kesehatan, kemudian pengecekan stetoskop, khususnya di bagian dada untuk memastikan kondisi awal memungkinkan," ujar Emil usai pemeriksaan.

Selain itu, ia juga diberi penjelasan soal rangkaian uji klinis yang berjumlah lima tahap hingga enam bulan ke depan.

Baca juga: Sebelum Jadi Relawan Uji Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Menemui Ibunda

Jika hasil pemeriksaan fisik dan tes usap dinyatakan aman, maka Emil dan para pejabat lain akan mengikuti tahap kedua, yakni penyuntikan vaksin pada tiga hari mendatang.

"Kami dilakukan prosedur pengetesan swab lagi. Jadi hidung kami dikucek-kucek lagi untuk dilihat apakah kami aman untuk melaksanakan tes kedua di tiga hari, di hari Jumat dan selama proses ini kami akan diberi dua dosis vaksin secara umum. Satu kali di tahap kedua dan berikutnya di tahap ke tiga," kata Emil.

Baca juga: Cerita Pengemudi Ojol, Sekeluarga Jadi Relawan Uji Vaksin Covid-19

 

Salah satu hal penting dari pemeriksaan tahap awal, menurut Emil, semua relawan harus menandatangani surat perjanjian sukarela menjadi relawan uji vaksin.

Emil menyebut, saat ini sudah ada 2.000 calon relawan yang telah mendaftar. Namun, hanya sekitar 1.620 relawan yang dibutuhkan.

"Kami diterangkan risikonya yang sudah kami pahami. Selama ini dari penjelasan secara umum tes Covid Sinovac Biofarma ini sejarahnya tidak ada efek samping yang terjadi di testing pertama dan testing kedua," kata dia.

Berdasarkan penuturan para peneliti dari Unpad dan Biofarma, Emil optimistis uji klinis ini akan berjalan lancar.

Apalagi, hasil uji klinis vaksin buatan Sinovac di luar Indonesia sudah menunjukan hasil yang cukup baik.

"Jika hasilnya baik, karena di (pengujian) pertama dan kedua di luar Indonesia ini menunjukan keberhasilan imunitasnya minimal di angka 90 persen. Karena pada hakikatnya tidak ada vaksin yang betul-betul 100 persen, sehingga 90 persen itu dianggap sangat baik untuk dijadikan sebuah proses," kata Emil.

Emil mengatakan, kelebihan vaksin buatan Sinovac ini karena diproduksi oleh Biofarma.

Dengan begitu, harga vaksin akan jauh lebih murah dibandingkan vaksin lain yang diprediksi akan bermunculan.

"Doakan agar setelah ini lancar selama lima kali kunjungan. Maka, bulan Januari, produksi di Biofarma bisa dilakukan, sehingga secepatnya diberikan kepada masyarkat Indonesia sesuai dengan kriteria yang menjadi prioritas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com