Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kerabat Korban Pembunuhan Satu Keluarga Minta Pelaku Dihukum Mati | Plt Bupati Sidoarjo Meninggal akibat Covid-19

Kompas.com - 24/08/2020, 06:26 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Suparno, kerabat korban pembunuhan satu keluarga di Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, berharap pelaku dihukum mati.

Suparno emosi karena pembunuhan yang dilakukan pelaku sangat keji.

Pasalnya, korban yang dibunuh tidak hanya orangtuanya, tapi juga termasuk anak-anaknya yang masih kecil.

Sementara di Jawa Timur, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin meninggal dunia akibat Covid-19.

Sebelum meninggal, Nur sempat mengeluhkan sesak napas, batuk, dan demam.

Meski sempat mendapat perawatan medis, namun kondisinya diketahui terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (22/8/2020) sore.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.

1. Kerabat Korban Pembunuhan Minta Pelaku Dihukum Mati

Kondisi rumah lokasi ditemukannya satu keluarga tewas di Dusun Slemben, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2020).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Kondisi rumah lokasi ditemukannya satu keluarga tewas di Dusun Slemben, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2020).

Suparno, kerabat korban pembunuhan satu keluarga di Baki, Sukoharjo, meminta pelakunya dihukum mati.

Pasalnya, pembunuhan yang dilakukan pelaku sangat keji.

Mengingat korbannya yang dibunuh tidak hanya orangtuanya saja, tapi anak-anaknya yang masih kecil.

"Kami keluarga berharap agar aparat menegakkan hukum seadil-adilnya. Pelaku bisa dihukum mati. Itu harapan dari keluarga," katanya usai mengikuti pemakaman di Astonoloyo Curidan, Kelurahan Bulakrejo, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2020).

Adapun pelaku pembunuhan tersebut kini telah diamankan polisi sesaat setelah jenazah korban ditemukan warga.

Pelaku dikenakan pasal berlapis dengan ancaman hukuman seumur hidup atau mati.

Baca juga: Satu Keluarga Dibunuh dan Dimakamkan Satu Liang, Keluarga: Kami Harap Pelaku Dihukum Mati

2. Plt Bupati Sidoarjo meninggal akibat Covid-19

Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syarifuddin Antara Jatim/IS/IS Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syarifuddin

Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin meninggal dunia akibat Covid-19.

Almarhum meninggal pada Sabtu (22/8/2020) sore.

Sebelum meninggal dunia dan dinyatakan positif Covid-19, almarhum sempat mendapatkan perawatan medis karena menderita sesak napas, demam, dan batuk.

Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Syaf Satyawarman mengatakan, almarhum diketahui sakit sudah sepekan terakhir.

Dengan gejala klinis yang dirasakan itu, awalnya ia sudah curiga dengan penyakit yang diderita almarhum.

Hanya saja, ketika itu almarhum menolak saat ditawari untuk melakukan tes swab.

"Kami sudah curiga saat beliau sakit. Namun, beliau menolak saat kami tawarkan tes swab," kata Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Syaf Satyawarman saat dikonfirmasi, Sabtu (22/8/2020).

Baca juga: Fakta Meninggalnya Plt Bupati Sidoarjo, Positif Covid-19 dan Sempat Menolak Tes Swab

3. Penumpang pesawat Batik Air Positif Covid-19

Penerapan physical distancing pada penerbangan Batik AirLion Air Group Penerapan physical distancing pada penerbangan Batik Air

Sebanyak enam orang penumpang pesawat Batik Air yang tiba di Bandara Supadio Pontianak, positif Covid-19.

Hal itu diketahui saat Dinas Kesehatan Kalimantan Barat melakukan tes swab secara acak kepada para penumpang.

"Saat itu, kita melakukan tes swab acak terhadap sejumlah penumpang Pesawat Garuda, Lion Air, Batik Air dan Citilink," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson kepada wartawan, Sabtu (22/8/2020).

"Hasilnya, sebanyak enam orang penumpang Pesawat Batik Air positif corona," kata Harisson.

Terkait hal itu, pihaknya mengaku ke depan akan meningkatkan pengetatan pemeriksaan.

Baca juga: Kronologi 6 Penumpang Pesawat Batik Air Diketahui Positif Corona

4. Ibu hanya diam saat anak dicabuli ayahnya

Ilustrasi SHUTTERSTOCK Ilustrasi

Seorang gadis berinisial RA (16), di Padang, Sumatera Barat, menjadi korban pencabulan oleh ayahnya berinisial B (51).

Mirisnya, saat melancarkan aksi bejat itu diketahui ibu kandung korban.

Sang ibu diketahui membiarkan perbuatan itu karena takut diancam akan diceraikan oleh suaminya tersebut.

Kasus pencabulan itu terungkap setelah korban menceritakan kepada tantenya.

Tak terima dengan perbuatan pelaku, sang tante langsung melaporkannya kepada polisi.

"Setelah melakukan penyidikan, akhirnya tersangka kita tangkap pada Jumat kemarin pukul 23.30 di Sungai Beremas, Padang," kata Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Rico Fernanda saat dihubungi, Sabtu (22/8/2020).

Baca juga: Takut Diceraikan, Wanita Ini Hanya Diam Lihat Putrinya 6 Tahun Dicabuli Suami

5. Pelaku pembakar Bendera Merah Putih meninggal

Proses pemakaman MA pelaku pembakaran bendera merah putih. (FOTO: Dok. POlda Lampung) KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Proses pemakaman MA pelaku pembakaran bendera merah putih. (FOTO: Dok. POlda Lampung)

MA (33), pelaku pembakaran Bendera Merah Putih yang videonya sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu meninggal dunia.

Warga Kotabumi, Lampung Utara, yang diketahui mengalami gangguan kejiwaan itu meninggal di RS Maria Regina pada Sabtu (22/8/2020).

Adapun penyebab kematiannya, karena menderita penyakit diabetes.

“Yang bersangkutan meninggal dunia dikarenakan sakit yang dialaminya, yaitu gula darah atau diabetes. Jadi bukan karena penyakit psikis,” kata Pandra saat dihubungi, Minggu (23/8/2020).

Baca juga: Fakta di Balik Pelaku Pembakar Bendera Merah Putih yang Meninggal

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Tri Purna Jaya, Perdana Putra | Editor : Abba Gabrillin, David Oliver Purba, Setyo Puji, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com