Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rumah yang Disediakan Pemprov NTT untuk Warga Besipae yang Digusur

Kompas.com - 21/08/2020, 19:16 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOE, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menyediakan rumah dan kapling tanah bagi 37 warga Pubabu-Besipae, Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT.

"Kami sudah bangun lima unit rumah dan akan tambah lagi sembilan unit rumah bagi warga dan kaveling tanah 800 meter persegi," ungkap Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah Provinsi NTT, Zet Sony Libing, kepada sejumlah wartawan di Besipae, Jumat (21/8/2020).

Relokasi itu dilakukan karena pihaknya mau melakukan pengembangan kelor, lamtoro terambah dan porong, serta peternakan sapi di wilayah yang disebut milik Pemerintah Provinsi NTT itu.

Menurut Sony, ukuran rumah di tempat relokasi sama persis dengan rumah mereka sebelumnya.

Baca juga: Seandainya Kami Bisa Pegang Nomor HP-nya Jokowi Kami Minta Pindahkan ke Luar Negeri

"Ukuran rumah juga berdasarkan besar rumah mereka sebelumnya. Menurut kami layak, karena rumah asli mereka itu beratap gewang dan kecil ukurannya," kata Sony.

Sony mengatakan, jika ada kekurangan terkait rumah yang sudah dibangun, maka pihaknya akan segera membenahi.

Meski rumah tersebut sudah dibangun sejak tujuh hari lalu, tapi warga Besipae itu enggan menetap dan tetap memilih tinggal di bawah pohon.

Rumah yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah mereka sebelumnya itu, sudah dilengkapi listrik.

Bahkan, kata Sony, pihaknya akan mengurus sertifikat rumah dan tanah bagi warga tersebut.

Bukan hanya itu saja, warga juga akan dilibatkan dalam program pengembangan peternakan dan juga pertanian terpadu di wilayah Besipae.

"Kami akan memberikan bantuan bibit dan pupuk, ketika mereka mengelola kebun mereka. Mulai tahun ini kami akan menjalankan program pengembangan peternakan dan juga pertanian terpadu dengan melibatkan dan mempekerjakan mereka," kata Sony.

Sony mengaku, selama lima hari berturut turut telah membujuk warga untuk menempati rumah baru tersebut, tetapi tetap saja tidak dihiraukan.

"Saya melihat mereka sepertinya mau menunjukan ke publik, kalau mereka itu hidup sengsara dan ditelantarkan oleh pemerintah. Padahal tidak, karena kami sudah siapkan rumah untuk mereka," imbuh dia.

Sony pun yakin pemerintah tetap berkomitmen untuk menyediakan rumah dan lahan yang layak bagi warga tersebut.

Sementara itu, Damaris Tefa, salah seorang warga Besipae yang menolak direlokasi, mengaku tidak mau menempati rumah baru tersebut karena berada di lahan milik warga lainnya.

Baca juga: Danrem 162 Wira Bhakti Tanggapi Kasus di RSAD Terkait Ibu Melahirkan Terlambat Ditangani

"Kami takut karena nanti kami diusir oleh warga lainnya di lokasi baru itu, jika pemerintah sudah tidak ada lagi di sini," kata dia.

Damaris mengaku, telah tinggal di wilayah itu sejak 2010 tanpa memiliki sertifikat.

"Kami ini petani asli dan tetap pertahankan kelola tanah ini untuk makan. Kami ada 37 kepala keluarga di sini," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga Pubabu-Besipae, Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) ke Markas Polda NTT, Rabu (19/8/2020) siang.

Mereka kecewa, karena rumah yang mereka tempati dirusak oleh Satpol PP Pemprov NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com