Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sedih 5 Anak di Jombang, Ibu Diisolasi dan Ayah Telah Meninggal, Hanya Dibekali Rp 500.000

Kompas.com - 18/07/2020, 09:29 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Lima orang anak di Jombang, Jawa Timur mengalami hal menyedihkan.

Ayah mereka diketahui meninggal tujuh bulan lalu.

Sedangkan sang ibu berinisial ZM (37) yang merupakan orangtua tunggal kini harus menjalani karantina dan terpisah dari lima buah hatinya.

Baca juga: Kasus-kasus Anak dan Balita Positif Covid-19 di Indonesia, Tak Bepergian, dari Mana Penularannya?

Hasil tes reaktif

Ilustrasi rapid test Covid-19. SHUTTERSTOCK Ilustrasi rapid test Covid-19.
ZM awalnya dinyatakan reaktif dari hasil rapid test.

Ia sempat meminta untuk menjalani isolasi mandiri lantaran masih ada lima anak yang harus diurus.

Akan tetapi, permintaan itu ditolak oleh petugas. ZM pun diisolasi di rumah karantina Lapangan Tenis Indoor Jombang.

Lima anak ZM yang ditinggalkan berusia beragam.

Si sulung kini duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan bungsunya, masih berusia dua tahun.

Ditinggalkan oleh sang ibu menjalani karantina, mereka pun kini ikut dengan tantenya yang tak lain adik ZM bernama Listi Nur Khafifah (32).

Baca juga: Ibu Dikarantina Sebulan, 5 Anaknya Bertahan Hidup dengan Uang Rp 500.000, Bantuan Datang Saat Viral

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Belum tahu diisolasi berapa lama

Listi, adik ZM menuturkan, kini ia mengurus lima orang anak sang kakak.

Padahal saat ditinggal karantina, sang kakak hanya membekali biaya hidup kelima anaknya sebesar Rp 500.000,00.

Sedangkan di satu sisi, Listi tak tahu sampai kapan kakaknya akan dikarantina.

"Kakak saya janda, punya anak lima. Semuanya sekarang tanggung jawab saya karena ibunya dikarantina. Padahal hanya reaktif," ungkap Listi, Jumat (17/7/2020).

"Dulu masuk karantina karena waktu rapid test hanya reaktif. Positif atau negatif (swab), sampai sekarang kami belum tahu," lanjut Listi saat dikonfirmasi Kompas.com usai hearing di DPRD Jombang.

Baca juga: Sederet Cerita Warga Takut Di-Rapid Test, Malah Tawarkan Uang Damai dan Mengungsi ke Pulau Lain

Sempat tak dapat bansos

Ilustrasi uang Dok. Kredivo Ilustrasi uang
Dengan uang Rp 500.000 itu, Lisa kebingungan merawat lima keponakannya.

Padahal sang kakak kini terhitung sudah satu bulan menjalani isolasi.

"Baru kemarin dapat (bansos), itu karena ramai di media. Kalau tidak ramai di media kemungkinan sih anak-anak kakak saya enggak dapat apa-apa," ungkap dia.

Bantuan yang diterimanya adalah uang tunai Rp 1 juta dan 5 kilogram beras.

Bantuan itu khusus diberikan bagi keluarga pasien Covid-19 dan merupakan program Bupati Jombang Mundjidah Wahab.

Baca juga: Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10.000, dan Nekat Mencuri

 

Ilustrasi karantina,SHUTTERSTOCK Ilustrasi karantina,
Penjelasan Dinas Kesehatan

Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan Jombang mengatakan lambatnya hasil pemeriksaan swab bukan merupakan kesengajaan dinas.

"Jadi bukannya kami sengaja atau main-main. Keluhan pasien selalu kami tindak lanjuti dengan menanyakan langsung ke provinsi, tetapi seringkali jawabannya, 'tunggu dulu bu, (hasilnya) belum keluar'," kata Kepala Bidang pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jombang, Wahyu Sri Harini.

Wahyu menjelaskan, setelah hasil pemeriksaan swab menyatakan negatif dua kali berturut-turut, pasien baru boleh dipulangkan.

Namun, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI pada 13 Juli 2020, pasien di rumah karantina bisa melakukan isolasi mandiri setelah 14 hari.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Subandriyah mengatakan, prosedur karantina bagi pasien corona akan disesuaikan dengan peraturan baru.

"Hari ini kami juga mengundang para pimpinan rumah sakit di Jombang untuk membicarakan pelaksanaan peratuan hasil revisi terbaru ini. Paling lambat besok peraturan revisi ini akan kita terapkan," kata Subandriyah.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Jombang, Moh. Syafií | Editor : David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com