Hanik menjelaskan ada dua kemungkinan dari penggembungan di tubuh Gunung Merapi saat ini. Kemungkinan pertama terjadi erupsi.
"Bisa meletus seperti kemarin erupsi yang 21 Juni, kan sejak 2018 erupsi dengan eksplosivitas I itu skala terendah, 2010 itu IV, yang 2006 itu II. Kalau Kita bilang eksplosif itu karena dominan gas," ungkapnya.
Kemungkinan kedua dari penggembungan saat ini lanjutnya tumbuhnya kubah lava Gunung Merapi.
Baca juga: Hujan Abu Erupsi Gunung Merapi Capai Kulon Progo dan Magelang
Hanik menuturkan BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan status Gunung Merapi pada level II (Waspada).
Ancaman bahaya masih berada dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Terkait aktivitas saat ini, Hanik mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik. Namun tetap meningkatkan kewaspadaan.
Berita ini sudah mengalami penyuntingan ulang karena ada tambahan pernyataan dari narasumber.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.