Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawa Lepas 2 Gadis Cilik di Tengah Kepungan Banjir di Kotawaringin Barat

Kompas.com - 05/07/2020, 19:30 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Dewantara,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Dua bocah perempuan tampak asyik bermain di atas perahu kecil dari papan kayu, Minggu (5/7/2020). Sesekali mereka turun dari perahu dan bermain air setinggi kurang lebih setengah meter.

Lokasi bermain kedua bocah itu bukan di sungai atau kolam renang, melainkan di jalanan depan rumah orang tua mereka.

Letaknya di RT 05 Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kedua bocah itu, Gusti Nesya (5) dan Azua (4), adalah putri dari Aliyas Ismail, salah seorang warga Desa Rungun.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Kotawaringin Barat Gelar Kontes Sapi Ternak

Dua gadis cilik bermain di tengah kepungan banjir

Sambil bercanda dan tertawa lepas, Nesya dan Azua mengayuh perahu kecil itu di sela-sela beberapa barisan pohon mangga dan pohon buah-buahan lain.

Terdapat pula beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam sebagai peneduh.

Halaman depan dan samping serta jalanan yang melintasi rumah itu kini memang tengah terendam banjir. Ketinggian air menyentuh hingga teras depan rumah.

Bahkan menurut penuturan Ismail, air sempat lebih tinggi 30-an centimeter dari lantai teras rumahnya.

Baca juga: Pipa Air Minum Hancur Terkena Banjir Bandang, Warga Tulabolo Kesulitan Air Bersih

 

Padahal, tiang rumah panggung yang lebarnya kurang lebih tujuh meter ini sudah setinggi 120 centimeter dari tanah.

Tiang-tiang yang menjadi pondasi rumah ini tertancap di atas tanah sabah (rawa berair) di bantaran Sungai Lamandau.

"Rata-rata warga di sini rumahnya panggung untuk mengantisipasi banjir. Tapi tetap saja ada yang terendam sampai ke dalam rumah dengan tinggi air antara 30-50 centimeter," tutur Ismail.

Ismail yang tinggal bersama dengan orang tuanya, Gusti Maulidin (64), hanyalah satu dari ratusan korban terdampak banjir di desa ini.

 

Dua desa terdampak banjir paling parah

Tidak hanya rumah warga, banjir dengan ketinggian bervariasi juga membuat sejumlah fasilitas umum di Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, terendam air, Minggu (5/7/2020).  KOMPAS.com/DEWANTARA Tidak hanya rumah warga, banjir dengan ketinggian bervariasi juga membuat sejumlah fasilitas umum di Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, terendam air, Minggu (5/7/2020).
Rungun dan Kondang adalah dua desa terdampak banjir paling parah. Hampir semua rumah di desa ini terendam air dengan ketinggian bervariasi. Yang paling parah terendam hingga ketinggian 150 centimeter.

Banjir akibat naiknya debit air Sungai Lamandau ini terjadi sudah hampir selama dua pekan terakhir. Kepala Desa Rungun Gusti Mawardi menyebut banjir kali ini adalah yang terparah setelah bertahun-tahun berlalu.

"Seingat saya baru tahun ini banjir yang benar-benar sampai merendam rumah. Biasanya hanya semata kaki. Jalanan tidak sampai tenggelam," kata Mawardi seraya mengingat-ingat. "Mungkin yang terakhir banjir (tahun) 2007 lalu," imbuhnya.

Secara administratif, Kotawaringin Lama adalah satu dari enam kecamatan di Kabupaten Kobar yang terdiri atas 15 desa dan dua kelurahan.

Sepuluh desa berada di dataran tinggi dan relatif aman dari banjir. Lokasinya berurutan ke arah barat menuju Kabupaten Sukamara.

Lima desa jadi langganan banjir

 

Sedangkan kelima desa dan kelurahan yang kerap dilanda banjir membujur ke arah utara menuju hulu Sungai Lamandau yang berada di Kabupaten Lamandau.

Di kecamatan yang menjadi tempat awal mula berdirinya Kesultanan Kutaringin ini beroperasi sejumlah perusahaan besar swasta (PBS) yang bergerak di bidang kelapa sawit.

Akibat banjir yang melanda saat ini, warga kesulitan keluar masuk desa. Sebab, jalan poros penghubung antardesa terendam. Jika biasanya jalanan dilalui kendaraan roda dua hingga roda enam, kini hanya bisa dilewati perahu mesin tempel yang biasa disebut masyarakat setempat getek.

Warga harus menggunakan getek sejauh kurang lebih satu setengah kilometer ke dataran agak tinggi, tempat kendaraan seperti sepeda motor dan mobil diparkir untuk dapat menempuh jalur darat.

"Kalau untuk pasokan kebutuhan pokok memang belum terganggu, karena masih bisa keluar masuk desa. Hanya saja, ongkos yang dikeluarkan pasti lebih besar," ungkapnya, Sabtu (4/7/2020) malam.

 

740 rumah terendam banjir, bantuan berdatangan

Meski sudah memiliki tiang setinggi 120 cm, salah satu rumah warga di Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, masih terendam banjir, Minggu (5/7/2020). KOMPAS.com/DEWANTARA Meski sudah memiliki tiang setinggi 120 cm, salah satu rumah warga di Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, masih terendam banjir, Minggu (5/7/2020).
Menurut data yang didapatkan Kompas.com dari Camat Kotawaringin Lama Nahwani, banjir merendam sebanyak 740 rumah yang ditempati 776 kepala keluarga pada tiga desa dan dua kelurahan di desa.

Rinciannya, 165 rumah di Kelurahan Kotawaringin Hilir, 98 rumah di Kelurahan Kotawaringin Hulu, 5 rumah di Desa Lalang, 378 rumah di Desa Rungun dan 94 rumah lagi di Desa Kondang.

Secara berurutan dari hilir ke hulu, dua kelurahan dan tiga desa tersebut berada di tepian Sungai Lamandau. Semakin ke hulu, biasanya letak desa semakin rendah dan dekat dengan tepian sungai. Artinya, makin tinggi risiko terendam banjir. Menurut Nahwani, penyebab banjir yang melanda kecamatan tertua di Kobar ini tidak lain luapan air Sungai Lamandau. "Alamiah saja menurut saya. Karena di hulu sungai penahan air berupa pohon-pohon yang dulu ada sekarang kan sudah berkurang," ujar Nahwani.

Senada dengan Mawardi, Nahwani menyebut banjir belum terlalu berdampat terhadap pemenuhan kebutuhan pokok warga. Namun dia mengapresiasi penggalangan bantuan oleh sejumlah pihak.

Tidak hanya berasal dari pemerintah kabupaten seperti dari Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar, Nahwani mencatat bantuan juga berasal Baznas, sukarelawan, dan salah satu perusahaan besar swasta (PBS) kelapa sawit yang beroperasi di Kotawaringin Lama.

Minggu (5/7/2020) pagi, Bupati Kobar Nurhidayah menyerahkan ratusan paket bantuan kepada warga terdampak, terutama untuk warga Desa Rungun dan Kondang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com