Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Asal-usul Lagu "Yamko Rambe Yamko": Teori Diciptakan Soekarno hingga Dibawa Guru-guru ke Papua

Kompas.com - 02/07/2020, 11:37 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Namun, Jefri juga menceritakan pengalaman kelompok paduan suara Lexi Lawarisa yang mewakili Papua pada lomba paduan suara di Jakarta pada 1977.

Saat itu, mereka terkena diskualifikasi karena menyanyikan lagu "Yamko Rambe Yamko" sebagai lagu wajib daerah.

"Pada 1977 rombongan paduan suara yang mewakili Papua ikut lomba di Jakarta. Kebetulan tim Papua membawa lagu wajib daerah itu 'Yamko Rambe Yamko'. Kemudian mereka dianggap dis karena ketua dewan juri EL Pohan mengklaim itu lagu ciptaannya saat berada di Papua Selatan, dan itu bukan lagu Papua," tutur Jefri.

Namun, setelah itu, tidak pernah ada penelusuran lebih lanjut mengenai pernyataan EL Pohan.

Akan tetapi, Jefri mengakui bahwa kontroversi mengenai lagu "Yamko Rambe Yamko" bisa muncul karena masih minimnya literasi mengenai sejarah dan budaya Papua.

Agus Samori, seorang dosen Antropologi di Universitas Cenderawasih dan seorang seniman, menyebutkan, literasi mengenai budaya dan sejarah Papua sudah cukup banyak.

Baca juga: Papua Waspada Corona Gelombang Kedua dan Stigma Penyakit Kutukan Tuhan

Namun, buku-buku tersebut bukan dibuat oleh Indonesia, melainkan oleh orang-orang Belanda, sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa Belanda.

"Kalau kami mau melakukan penelitian ya harus ke Belanda dan belajar bahasa Belanda atau terjemahkan buku-buku tentang Papua yang ada ke bahasa Inggris atau lebih baik lagi ke bahasa Indonesia," kata Agus.

Isu diciptakan Soekarno

Dari berbagai teori yang muncul mengenai lagu "Yamko Rambe Yamko", Agus menilai, salah satu yang paling masuk akal adalah teori yang menyatakan bahwa lagu tersebut diciptakan oleh Soekarno saat diasingkan di Boven Digoel.

Menurut dia, Soekarno yang mempunyai bakat seni sangat mungkin menciptakan lagu tersebut, hal itu bisa dilihat dari nada yang diciptakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com