PADANG, KOMPAS.com-Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 diundur dari 23 September menjadi 9 Desember.
Pengunduran akibat virus corona itu menimbulkan konsekuensi bagi bakal calon yang akan bertarung.
Salah satu bakal calon gubernur Sumatera Barat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Audy Joinaldy mengaku membutuhkan dana lebih akibat pengunduran jadwal itu.
"Waktu bertambah tentu butuh biaya tambahan pula. Awalnya hanya Rp 40 miliar dan sekarang terpaksa disiapkan Rp 50 miliar," kata Audy yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).
Baca juga: Aldi Taher Janji Datangkan Mohamed Salah Jika Menang Pilkada Sumbar
Audy yang disebut-sebut berpasangan dengan wali kota Padang, Mahyeldi mengatakan biaya tambahan tersebut muncul karena ada tambahan biaya sosialisasi akibat pengunduran jadwal tersebut.
Bagi Audy penambahan biaya itu tidak jadi masalah karena saat ini pihaknya sedang gencar-gencar melakukan sosialisasi.
Maklum, Audy merupakan milenial yang baru terjun dalam pertarungan Pilkada.
Dengan semakin panjangnya masa sosialisasi tentu Audy berharap dirinya bisa semakin dikenal masyarakat.
"Bagi saya bagus diundur. Sosialisasi semakin panjang. Namun tentu konsekuensinya ada tambahan biaya," kata Audy.
Baca juga: Andre Rosiade Klaim Tak Maju Pilkada Sumbar, Ini Alasannya
Audy mengatakan dana Rp 50 miliar yang disiapkan tersebut berguna untuk dana saksi, baliho, operasional tim sukses dan dana lainnya.
"Kalau untuk saksi bisa mencapai Rp 5 miliar, baliho Rp 10 miliar dan masih banyak lagi," jelas Audy.
Audy menyadari sebagai pendatang baru dalam kancah Pilkada Sumbar, dirinya membutuhkan sosialisasi lebih sehingga otomatis butuh biaya besar.
"Ini konsekuensi bagi saya. Tapi sebagai pengusaha saya sudah siap bertarung memenangi Pilkada," kata Audy.
Audy menceritakan dirinya sebelumnya tidak tertarik maju di Pilkada Sumbar sampai akhirnya mendapat tawaran dari Wali Kota Padang Mahyeldi untuk berpasangan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.